Ungkapan "anak bawang" menurut KBBI mengandung dua makna, yaitu (1) peserta bermain yang tidak masuk hitungan (hanya sebagai penggenap atau ikut-ikutan saja); (2) anak kecil yang belum mengerti apa-apa.
Dalam dunia kerja "anak bawang" diartikan sebagai pekerja atau karyawan pemula yang baru lulus dari lembaga pendidikan. Sebagai karyawan pemula, sudah barang tentu ia memiliki segudang pengetahuan teoretis. Ia memiliki idealisme yang tinggi ketika memasuki dunia kerja, khususnya mengenai bidang kerja yang mulai ia hadapi. Apalagi bidang kerja tersebut linier atau sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
Kondisi Ideal
Sebagai karyawan baru, ia tentu memiliki bekal pengetahuan bahwa sebuah lembaga atau instansi, baik itu pemerintah maupun swasta memiliki kondisi ideal tertentu. Setiap instansi memiliki keadaan yang dicita-citakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi pencapaian tujuan bersama. Kondisi ideal ini tercipta dalam dan melalui beberapa hal, seperti implementasi visi dan misi, sistem kerja yang diatur dengan jelas melalui Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi), serta Standar Operasional Prosedur (SOP).
Selain itu, untuk mengembangkan kompetensi karyawan (kompetensi kognitif, keterampilan dan spiritual), instansi secara terprogram melibatkan karyawannya dalam pengembangan sumber daya manusia.
Namun, pada kenyataan karyawan baru bisa menghadapi kondisi yang berbeda dengan gambaran awalnya. Kenyataan di lapangan kerja menunjukkan kondisi yang tidak ideal. Berikut ini beberapa kondisi yang kadangkala terjadi di dunia kerja.
Terjebak Dalam Krisis Kepentingan
Idealnya, seseorang yang memasuki dunia kerja adalah seseorang yang memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan bidang jerjanya. Ia diharapkan dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam kondisi ideal lembaga kerja. Ia memiliki kecerdasan pengetahuan, keterampilan dan kecerdasan spiritual. Dengan begitu, ia dapat melaksanakan tugasnya dengan kepercayaan diri yang kuat dan dengan penuh tanggung jawab. Jika terjadi masalah, ia akan membuka diri; berkomunikasi dengan rekan kerja atau dengan atasannya dalam suasana persaudaraan.
Akan tetapi, kenyataan di lapangan memperlihatkan kondisi yang bertolak belakang karena karyawan baru tidak atau belum memiliki kecerdasan-kecerdasan di atas. Ia dengan mudah terjebak dalam permainan karyawan senior. Adanya krisis kepentingan. Ya, kepentingan tertentu. Karyawan baru dipandang sebagai anak bawang. Sebuah predikat dengan konotasi negatif.
"Ah, kamu masih anak bawang",
"Ah, kamu masih anak baru",