Sah IQ 78,4, Taksonomi Bloom Membuktikan
Salah satu tahap dalam taksonomi Bloom adalah menghafal atau mengerti. Taraf pada dasar pengetahuan dan kemampuan. Hal ini tercermin dari perilaku kita dalam mempelajari dan memahami apa yang kita pelajari atau mau kuasai.
Hafalan, dari mana saja hal tersebut tercipta?
Pertama, masih sering menemui guru memberikan kisi-kisi dengan jawaban singkat. Kemudian dihafalkan jawaban dan pertanyaan tersebut. Ada salah seorang rekan guru yang mengajak anaknya yang duduk di sekolah dasar, sepanjang perjalanan dari rumah ke sekolah dengan menghafalkan pertanyaan dan jawaban singkat yang akan ditetskan di kelasnya. Tentu bukan guru pengampunya sendiri.
Rekan lain berkisah, bahwa istrinya mengajarkan metode yang sama untuk anaknya. Anaknya diberi pertanyaan yang akan memerlukan jawaban singkat. Nah, ketika si rekan ini membalik jawaban sebagai pertanyaan. Si anak tidak bisa memberikan jawaban sama sekali.
Apa yang terjadi, hanya hafalan semata. Tidak mengerti sama sekali, indikasinya paham ketika di balik akan paham. Contoh, sumber karbohidrat itu apa saja? Beras, ketela, ubi, talas, jagung, sagu. Nah, bisa dicoba dengan beras, ketela, ubi, jagung itu sebagai sumber apa? Anak-anak yang hanya menghafal tidak akan paham dengan model dibalik ini. Mereka hanya membeo.
Bagaimana berkreasi, ketika itu adalah tahap keenam. Mengingat, menghafal itu hanya dasar dari kemampuan kognitif. Ketika hanya mampu menghafal, bagaimana ia memahami, mampu untuk menginterpretasikan apa yang ia pelajari. Jelas terlihat, ketika dibalik, si anak tidak mampu. Berarti sama sekali ia tidak paham, hanya ingat atau hafal.
Tahap selanjutnya adalah mengaplikasikan, menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan masalah. Hampir dipastikan mereka akan kesulitan untuk memecahkan masalah. kebingungan ketika menghadapi persoalan, karena mereka tidak paham, hanya tahu karena hafalan itu.
Penerapan saja masih bingung, bagaimana mereka akan menganalisis apa yang sedang terjadi. wajar, ketika sekarang ini sedang viral video pendek, banyak anak sekolah banyak tidak tahu pengetahuan dasar, seperti berhitung, istilah, hanya ditanya ibu kota suatu provinsi di Jawa saja tidak paham. Atau pengetahuan mengenai selat.
Jangan terlalu berharap banyak dan besar, ketika hanya berkutat pada dasar, padahal puncaknya perlu banyak pengetahuan, olah pikir, dan kemampuan untuk tahap-tahap yang lebih berat. Bagaimana di dasar saja berantakan bangunan di atasnya tidak rontok.