Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

Luka Batin, Spiritualitas, dan Kesadaran

Diperbarui: 22 Januari 2024   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Semua orang bisa dipastikan pernah atau memiliki luka batin. Contoh, orang yang tertolak, baik sudah lahir atau sebelum lahir bahkan. Mereka ini akan memiliki kepribadian yang tidak sewajarnya.

Kompensasi atas penolakan itu biasa dilakukan untuk memeroleh "pengakuan", ego yang perlu
diberikan makanan untuk mereka bisa "tenang."

Luka batin yang tidak disadari, atau malah ada yang menolak, menganggap diri baik-baik saja, bisa berbahaya. Mereka-mereka ini "dikendalikan", dikemudikan oleh luka-lukanya.

Sayang, hidup yang indah, baik, dan membahagiakan ini, harus berakhir pada kondisi yang tidak semestinya. Mengapa demikian? Ya karena dikendalikan atau remotenya adalah ego yang lapar.

Masih begitu banyak luka itu bisa terjadi, bukan semata penolakan. Namun bisa jadi karena rasa cinta yang salah penerapan. Anak yang terlalu dilindungi, diambil alih tugas dan tanggung jawabnya, atau sebaliknya yang tidak diperhatikan.

Salah satu ciri luka batin itu Ketika kita tidak nyaman dengan orang, peristiwa, atau kondisi, padahal kita belum pernah bertemu atau mengalaminya.

Terjadi karena "rekaman atau bank data" kita telah mempunyai memori yang tidak enak di waktu lampau.

Luka batin," "spiritual," dan "kesadaran" merujuk pada konsep-konsep yang memiliki makna mendalam dan berkaitan dengan aspek-aspek inner atau batini manusia. Mari kita ulik masing-masing konsep tersebut:

Luka Batin: Luka batin mengacu pada rasa sakit atau luka yang terjadi di dalam hati, jiwa, atau pikiran seseorang. Ini bisa disebabkan oleh berbagai pengalaman emosional, seperti kehilangan, trauma, atau konflik interpersonal. Proses penyembuhan luka batin sering melibatkan refleksi diri, dukungan sosial, dan seringkali melibatkan elemen spiritual atau keagamaan.

Spiritual: Dimensi spiritualitas mencakup pencarian makna dan tujuan hidup yang melampaui aspek fisik atau materi. Hal ini dapat melibatkan pengalaman pribadi dengan keagamaan tertentu, meditasi, atau eksplorasi dalam hal nilai-nilai moral dan etika. Spiritualitas dapat memainkan peran penting dalam memberikan dukungan saat menghadapi luka batin atau dalam upaya untuk mencapai keseimbangan dan kedamaian batin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline