Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

Mimpi Indah SBY, Mimpi Buruk Capres Ini?

Diperbarui: 20 Juni 2023   18:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas video

Mimpi Indah SBY Mimpi Buruk Anies Baswedan

Pertemuan Puan Maharani dan AHY membuat SBY bermimpi. Menurut KBBI mimpi bisa dalam arti dua, pertama apa yang dilihat atau dialami dalam tidur, arti harafiah. Namun juga ada arti dalam konteks kiasan, angan-angan. Misalnya, banyak anak bermimpi jadi artis atau olah ragawan terkenal. Mimpi dalam maka kedua ini bukan sungguhan, namun angan, keinginan.  

Mengenai mimpi Pak SBY tentu yang tahu hanya dia dan Sang Pencipta, apakah angan-angan, atau benaran mimpi dalam tidurnya yang sangat nyenyak karena puas puteranya diundang partai besar negeri ini. Hal ini  tidak begitu relevan dan penting, jika berbicara mengenai politikus. Bahasa politis yang sangat bias, bersayap, dan juga penuh dengan kemungkinan.

Mimpi sebagai arti sesungguhnya atau kiasan, sudah tidak perlu menjadi bahan pembicaraan atau pemikiran. Jauh lebih penting adalah, makna di balik pernyataan itu. Bagaimana SBY begitu berharap dan berfikir bahwa AHY akan menjadi cawapres bersama dengan Ganjar Pranowo sebagai capres. Maka, sampai bisa bermimpi berkereta dengan Megawati sebagai presiden yang ia gantikan, dan Jokowi yang menggantikannya.

Sebenarnya berjalan-jalan bersama sebagai presiden itu hal yang biasa. Lumrah, wajar, bukan hanya impian, angan-angan, atau terjadi dalam dunia mimpi semata. Lihat saja almarhum BJ Habibie biasa menyambangi Presiden Jokowi ke istana, bergandengan tangan antar presiden beda generasi. Hal yang sangat baik di depan masyarakat.

Demokrasi itu berganti pemimpin  itu hal yang wajar. Perbedaan politik, pendapat, dan hal ikhwal bernegara bukan memutus relasi personal sebagai anak bangsa. Memang, sejarah negeri ini memberikan sebuah pengalaman, sukses cenderung buruk.

Mulai dari Sukarno ke Soeharto, bahkan bayangan Sukarno saja seolah itu musuh besar yang kudu disingkirkan. Buku, pembicaraan, apalagi mengidolakan Proklamator itu adalah keburukan, bahkan sebuah kejahatan bagi seorang presiden yang berkuasa 32 tahun itu.

Pun ketika Soeharto turun dan digantikan wakilnya, anak emasnya BJ. Habibie, relasi personal buruk itu masih ada.   Hingga Soeharto berpulang, relasi itu belum ada perubahan. Hal yang sangat disayangkan sebenarnya.

Relasi yang lumayan baik, tidak ada kisah yang memburuk ketiga Gus Dur almarhum menggantikan Habibie. Pemilihan MPR yang suka atau tidak layak dijadikan rujukan, pernah juga relasi itu bisa biasa.

Kembali  memburuk, ketika Gus Dur dijungkalkan MPR dan memberikan tampuk kekuasaan   itu ke Megawati sebagai wakil presiden. Sejarah terulang, relasi memburuk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline