Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

Megawati Capres 2024

Diperbarui: 11 Januari 2023   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Megawati: Kompas.com

Megawati Capres 2024

Kemarin ultah 50 PDI-Perjuangan, masyarakat berharap Megawati akan mengumumkan bacapres mereka untuk 2024 mendatang. Ternyata tidak ada. malah, sebelum itu ada narasi, kalau partai banteng itu wajar jika mencalonkan Megawati sebagai bacapres di 24 mendatang.

Beberapa catatan yang layak dicermati mengenai wacana tersebut;

Pertama, ketika mengajukan Jokowi menjadi capres di 14, ia mengatakan, kalah berkali-kali, mosok mau nambah lagi. Ujaran yang sangat realistis, apalagi jika ia yang maju, susah menang, siapapun pasangan dan lawannya.

Kedua, kemarin dalam pidato HUT partainya, ia sambil duduk dan mengatakan, Ibumu wis sepuh. Sudah tua, tidak lagi kuat berdiri untuk berorasi. Dua sikap realistis sepuluh tahun berselang. Tahu batas itu juga penting.

Ketiga, hanya PDI-Perjuangan yang bisa maju  tanpa perlu berpikir dengan siapa sebagai partner, meskipun sangat mungkin, besar peluang mereka kalah, jika sendirian.  Mosok mau kek 2004 dan 2009 palagi 04 mereka menang namun kalah dalam pilpres.

Keempat, hanya tinggal Megawati, politikus kelas elit yang masih eksis yang dulu ada pada posisi berbeda dengan Soeharto, Luhut, Amien Rais, SBY, atau Jusuf Kalla, toh semua didikan Soeharto. Ingat militer juga dulu adalah modal politik ala penguasa Orba itu.

Kelima, banyak komentar bagaimana Megawati arogan dalam menyebut perannya bagi Jokowi. Hal yang bisa diterima akal, bisa dipahami, ketika kita juga memahami luka batin Megawati sebagai anak Sukarno,   mahasiswa yang kudu keluar dari kampus, kesulitan demi kesulitan, padahal anak orang nomor satu di negeri ini.

Luka ini bukan sebuah kesakitan biasa, belum lagi, ketika hal itu tidak disadari. Kan usai menderita cukup lama kemudian berbalik menjadi seorang yang bisa mengatur begitu banyak hal. Ketika menjadi jemawa, arogan, dan merasa diri superior, ini yang kudunya digarap oleh orang-orang terdekatnya.

Apa yang dilakukan cenderung bias, karena ego yang terluka itu yang mau difasilitasi. Jadi, pasti berbeda dengan apa yang SBY lakukan, JK pikirkan, atau Surya Paloh ambil. Mereka ini tidak pernah mengalami apa yang Megawati jalani.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline