Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

[Serial Pilpres 24] 3 Faktor AHY Ketinggalan Anies Baswedan

Diperbarui: 1 November 2022   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[Serial Pilpres 24] 3 Faktor AHY Ditinggal Anies Baswedan

Makin seru peran AHY dipentas Nasional. Usai 2019 ketinggalan kereta, naga-naganya kali ini juga mengarah ke sana. Bisa berabe jika demikian. Padahal sudah  begitu ngebet, dan media yang berafiliasi ke Demokrat sudah menyatakan ada deal antara Demokrat-AHY dengan Surya Paloh.

Anies Baswedan sebelumnya memperlihatkan bahasa tubuh yang masih berjarak dengan AHY. Pun pernyataan-pernyataannya masih jauh dari kesan ada deal. Jauh berbeda dengan sikap dan pernyataan dari kubu AHY.

Sedikitnya ada tiga faktor mengapa sulit AHY bergabung meskibun sekadar cawapres bagi Anies Baswedan;

Pertama. Model dan tampilan mereka berdua ini identik. Maunya nomor satu bukan nomor dua. Nah, ketika kog tiba-tiba mengaku mau turun ke nomor dua, malah menjadi aneh. Pihak lain, dalam hal ini donatur, dan juga si calon pejabat Anies Baswedan tentu enggan dan susah percaya.

Lihat saja pola wakil gubernur ketika menjadi pejabat di Jakarta. Wagub hanya menjadi ban serep dan menjadi pelindung  ketika membuat kesalahan. Keliru baiik ucapan apalagi kebijakan. Berkali ulang Riza Patria harus melakukan klarifikasi, bantahan, atau meluruskan.

Kedua. Peran JK. Publik tentu paham siapa di balik Anies Baswedan Jusuf Kala, mantan wapres dua kali ini tentu paham betul dengan model SBY. Tentu tidak jauh berbeda dengan puteranya. Sangat hati-hati, tentu saj pertimbangan sangat matang bagi JK untuk mengiyakan AHY bergabung.

Pengalaman masa lalu tentu sangat tidak mudah bagi JK untuk serta merta memasangkan anak emasnya dengan anak emas rivalnya. Sangat tidak mudah bagi JK untuk bisa mengendailkan sebagaimana ia maui jika ada AHY, tentu juga SBY di belakangnya.

Ketiga. PKS. Parpol prakmatis ini sih tidak perlu heran. Hanya perlu tawar menawar semata dan semua selesai. Seolah-olah ngotot memajukan Aher, termasuk beberapa baliho.  Berkali ulang mereka ini hanya begitu. Lihat dua kali jabatan wakil gubernur Jakarta dibiarkan begitu saja untuk Gerindra, apa iya gratis?

Susah melihat mereka berjuang mati-matian demi kadernya. Pilpres kemarin juga hanya jadi penggembira. Padahal di mana-mana baliho nama capres dan cawapres sampai ada sembilan nama, semua lewat. Ketua tim pemenangan Prabowo saja tidak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline