Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

Hoaks, Kominfo, dan Literasi Digital

Diperbarui: 22 Juni 2022   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Literasi Digital: Tempo.com

Hoaks, Kominfo, dan Literasi Digital

Johnny Plate mengatakan, jika literasi digital itu mutlak untuk menciptakan iklim atau ekosistem digital yang bersih dan ramah. Pada sisi lain Kominfo melaporkan, 6098 hoakx seputar covid-19. Bayangkan berapa banyak kasus-kasus hoaks yang lain. bisa dipastikan jauh lebih besar dan banyak. Kita belum bicara dampak yang ditimbulkan atas keberadaan konten ngaco itu.

Salah satu hal yang dikebut untuk menciptakan pemahaman dan penggunakan teknologi digital dengan lebih baik adalah literasi digital. Pembangunan infrastruktur digital yang masif, besar-besaran di seluruh Nusantara menjadi sia-sia ketika publik masih berkutat pada keadaan yang masih sama saja sebagaimana era dulu.

Ketrampilan, keterbukaan, dan kecerdasan digital harus dipupuk. Bagaimana secara fisik dengan satelit, BTS, dan juga pusat data akan menjadi sia-sia, jika penggunanya masih katrok dan tidak bijak, cerdas, dan berdaya.  Inklusivitas dunia digital itu menjadi penting, ketika negeri ini terdiri atas kepulauan yang berjumlah lebih dari 17.000 pulau.

Pembangunan yang selama ini Jawa sentris, hanya Sumatera sebagian kecil, Bali, dan yang lainnya seolah anak tiri. Program Jokowi yang membangun dari Sabang sampai Merauke bukan semata slogan dan nyanyian indah, termasuk dalam Kominfo. Menggeber ribuan BTS apalagi terserang pandemi yang mau tidak mau menjadikan digitalisasi adalah mutlak.

Sayang, bahwa masih terlalu banyak publik yang memanfaatkan kondisi belum meleknya saudara sebangsa dan setanah air untuk kepentingan mereka. 

Cenderung orang-orang politik yang menunggangi covid dengan menebarkan konten ngaco alias hoaks. Rujukan bahwa minat dan budaya baca negeri ini lemah dan rendah adalah PISA. Nah makanan empuk untuk menebarkan berita atau konten bohong, jelas demi kepentingan mereka, kelompok barisan sakit hati dan oposan.

Pada sisi lain, demikian banyak orang yang memang maunya keadaan tidak jelas demi mendapatkan keuntungan sendiri. Hal  yang masih sangat dominan hari-hari ini. Pihak yang       tidak berprestasi biasanya membuat sensasi, salah satunya hoaks.

Membuat masyarakat terbuka, melek, dan terdidik atau terliterasikan dalam dunia digital ini juga penting. Penipuan online demikian masifnya. Masih juga banyak yang terpedaya, padahal tidak kurang-kurang pihak yang terkait menyerukan agar tidak terjebak dan menjadi korban penipuan. Namun apa daya.

Ribuan konten hoaks yang berkaitan   covid-19 ini menjadi kendala dalam menghentikan laju pandemi. Pemerintah sangat serius mau menjadikan semua cepat pulih, namun ternyata masih banyak juga yang maunya keadaan kacau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline