Akankah Prabowo Digantikan Hadi Tjahjanto?
Isu resufle makin menguat. Konon 15 Juni, esok hari hal itu akan terjadi. Hari ini banyak tokoh, terutama menteri dan mantan pejabat yang keluar masuk istana. Ada kemungkinan tambahan jatah untuk parpol, yaitu PAN yang biasa, tidak mau kerja pas pilpres, tiba-tiba di tengah jalan mendukung dan mendapatkan satu kursi.
Paling menarik tentu saja kehadiran Prabowo dan Hadi Tjahjanto. Bagaimana mereka sangat mungkin akan menyerahterimakan posisi menteri itu. Keberadaan Prabowo yang dua kali berhadap-hadapan dengan Jokowi dalam pertarungan pilpres sangat sengit. Beberapa hal yang layak dicermati adalah;
Suka atau tidak, dikotomi pendukung garis keras keduanya demikian tajam dan sangat fanatis. Lahirlah istilah cebong dan kamret yang berubah menjadi kadrun untuk pilpres 2019. Awal bulan ini Kompas merilis hasil survey mereka, salah satunya adalah untuk mengurangi polarisasi politik, istilah cabong-kadrun harus dihilangkan. Lha mana bisa mengatur begitu banyak kepala. Sama sekali tidak ada otoritas yang bisa menggerakkan dan menghentikan, istilah dan juga makian dunia medsos itu.
Dulu, masuknya Prabowo dalam kabinet, diasumsikan akan berhenti saling hujat dengan istilah cebong kadrun. Sayang karena memang ada beberapa pihak yang memanfaatkan keadaan dikotomis itu untuk kepentingan politik mereka. Mengupayakan bahwa kutub itu tetap demikian adanya. Terutama kubu oposan, barisan sakit hati, dan yang kebelet menjadi presiden dengan memanfaatkan isu dan politik identitas.
Suka atau tidak, bisa dibaca dengan sangat jelas kog, siapa-siapa yang menggunakan terminologi itu. Artinya, ada yang "memelihara" keberadaan dikotomis itu. Kepentingan meraup suara dari kelompok ini. Politikusnya juga sangat jelas bahkan gamblang sebenarnya.
Resuffle Prabowo
Membayangkan bagaimana jika Prabowo itu terdepak dari jajaran kabinet, terutama perilaku Fadli Zon. Akan lebih gencar lagi kenyinyiran yang selama ini sudah demikian bar-bar itu. Ketua umum menjadi menteri saja segitu kasarnya, apalagi jika ketendang, pasti lebih kejam dan kasar lagi.
Jika benar demikian, kena kick dari jajaran menteri, keberadaan Prabowo sebagai capres malah akan makin buruk. Ia telah mengalami pemecatan berulang. Posisi kemarin, dalam gelaran dua kali pilpres saja babak belur mempertahankan nama diri dari isu pemecatan dari TNI dan Pangkostrad. Jika kini juga kena ganti, menambah panjang daftar nilai buruknya.
Apa yang ia tampilkan selama jadi menteri juga tidak terlalu moncer. Biasa saja, apalagi jika dikaitkan dengan perannya sebagai ketua umum Gerindra, di mana menterinya masuk bui KPK. Tidak ada nilai lebih dari apa yang seharusnya bisa ia lakukan. Ini fakta yang sangat jelas, bagaimana ia menjadi pemimpin, jika bicara mau nyapres lagi.