Razia: Detik.com
Pol PP, Apa Salah Kondom di Hari Valentine?
Kemarin, usai perayaan valentine, ada rekan Kner yang berbagi tautan dengan nada miris mengenai pol PP yang merazia kondom. Sebenarnya males mau mengupas beginian, hal yang sudah terlalu sering sehingga membuat jadi biasa saja. Kesalahan yang identik terus menerus.
Sama juga dengan razia warung makan pas bulan puasa, atau ributnya ucapan Natal dan Tahun Baru. Semata-mata asumtif sekelompok orang pada perayaan dan momen tertentu. Eh tiba-tiba jadi ide dan gagasan untuk menuliskannya.
Pol PP dan Tugasnya
Jadi ingat teman yang protes kepada Pol PP kala duduk di depan toko kawannya. Mereka diminta memindahkan motor dari atas trotoar. Pada sisi lain, jalanan macet karena banyak kendaraan yang parkir dan ngetem sembarangan.
Si petugas hanya menjawab ini tugas dan perintah untuk mengurusi trotoar. Parkir si teman dan kawannya jelas salah, tetapi bahwa ada juga kesalahan lain, namun mereka tidak paham dan tidak ngerti ada masalah.
Begitu banyak tugas Pol PP dan itu sebenarnya akan menjadikan keadaan lebih baik dan tertib. Lihat saja bagaimana bendera parpol menjadi "sampah virtual" di mana-mana. Parkir sembarangan seperti contoh di atas. Atau penyakit masyarakat lainnya. Anak-anak punk dan pengamen yang kadang mengganggu dengan memalak.
Itu fakta, ada di depan mata betapa banyak masalah yang mendasar dan terlihat mata, namun lebih sulit ya tidak akan dikerjakan. Alasan perintah atasan. Ragu, bahwa atasan juga paham dengan masalah dan esensi persoalan yang ada.
Pertanyaan selanjutnya, barang ini sangat kecil, gampang ditilep, seandainya dirazia dan dibawa ke kantor, yakin tidak hilang. Tidak akan ada kondom detektor. Lha emas berkilo gram, di KPK lagi saja bisa diunthet, apalagi sekelas barang kecil begitu.