Jokowi dan Polisi: suara.com
Jokowi, Pejabat Polisi, dan Ormas Onar
Jokowi sampai turun tangan berkaitan dengan ormas biang gaduh. Sebelumnya salah satu anggota DPR malah didemo oleh ormas yang tersinggung. Dua belah pihak, legeslatif dan eksekutif telah sama persepsinya dalam menghadapi ormas biang gaduh.
Cukup menarik fenomena antara preman atau ormas ini berkaitan dengan pejabat, mau eksekutif, atau pihak keamanan. Mereka ini sangat biasa "bekerja sama" dari pada daerah tanggung jawabnya dibuat kacau balau dan dinilai tidak aman. Hal yang baru oleh Presiden Jokowi hal ini disentil.
Keberadaan ormas dan juga tidak sedikit adalah preman-preman berdasi dan seragam. Mereka mengumpulkan upeti dalam banyak istilah, ada uang keamanan, uang entah apa lagi istilahnya. Toh semua juga sudah tahu kog.
Mentalitas kebanyakan bangsa ini adalah enggan susah tapi gaya hidup tinggi. Bermewah-mewah tapi enggan susah kerja keras. Semua maunya instan. Lebih memilih jadi calo, makelar, dan palaksana-sini demi memenuhi gaya hidup tinggi.
Jelas ini pasar gede yang banyak disukai oleh model orang gila hormat sekaligus malas bekerja keras. Identik kog dengan maling anggaran dan suap demi naik pangkat atau masuk ini dan itu. penyakit yang akut namun seolah baik-baik saja.
Ormas biang gaduh.
Mereka ini biasanya pemalak dalam arti yang sangat lugas, sama sekali bukan kaiasan. Mereka memalaki pedagang kecil, sopir, dan sejenisnya. Lama-lama dimanfaatkan oleh orang-orang yang lebih berkelas kemudian memalak toko-toko, dan meningkat menjadi pemalak perusahaan-perusahaan.
Mereka tidak lagi dekil karena hanya mengutip recehan di tepi-tepi jalan, berkembang menjadi kaum berdasi dan berseragam parlente, tunggangan juga berganti menjadi moge atau mobil mewah. Tanpa modal, hanya okol dan akal licik yang ada.