Densus 88: Tribunnews.com
Baiat NII dan Gagasan Fadli Zon, Prabowo ke Mana?
Sangat menarik, ketika ada gagasan Fadli Zon untuk membubarkan Densus 88, di saat yang hampir bebarengan ada pembicaraan pembaiatan NII di Jawa Barat. Lha ini kan bagian pertahanan dan keamanan, apalagi dia ada di komisi I, dan Prabowo sebagai ketua umumnya ada di Menteri Pertahanan.
Kompolnas sangat sigap menanggapi ide Fadli Zon ini dengan mengatakan, narasi yang disampaikan mirip dengan apa yang biasa dilakukan kelompok radikal dan terorisme. Jawaban telak yang sebenarnya harus menjadi perhatian bagi Gerindra dan Prabowo sebagai ketua umum. Jangan sampai ada pandangan keberadaan ketum Gerindra itu tidak ada manfaatnya bagi kabinet, bangsa, dan negara.
Apakah Fadli Zon termasuk teroris, atau mendukung aksi teror ini? Jelas sebuah analisis gegabah jika mengatakan demikian. Tetapi ini adalah sebuah menjaga pemilih garis ultrakanan untuk tetap aman dalam genggaman partai bersimbol garuda emas ini. Ini hanya cara berpolitik yang memang tidak elok, namun ya mau apa lagi. Level berpolitik bangsa ini masih segini.
Gerindra tetap masih mau maju dengan calon yang relatif sama, Prabowo. Nah, momentum pemilih lamanya tetap harus terpelihara. Siapa saja mereka, toh publik juga paham. Jangan sampai mereka ini terlepas. Apalagi pihak lain juga memainkan politik di ceruk yang sama ini.
Lihat saja Demokrat sekarang lebih getol menjual mainan ini. Padahal tidak cukup menjanjikan. Prabowo seharusnya sadar tidak cukup membantu suara kelompok ini. Dua periode berkelindan dengan mereka toh hasilnya sama saja. Suara mereka cenderung semu.
Memainkan narasi via sosmed, siapa yang bisa meyakinkan bahwa itu asli milik orang perorang, atau memainkan via bot atau hanya karena banyak gadget? Harusnya ini adalah pembelajaran baginya. Lihat saja sering terbongkar aktivis kelompok ini sedang melakukan aksi dengan banyak alat.
Baiat NII
Hal yang cukup mencengangkan di mana sudah cukup lama sepi dari aksi ini. tiba-tiba terdengar lagi. Ini semata momentum yang didapat dan dimanfaatkan. Semua lembaga dan pihak sedang sibuk dengan pandemi. Vaksin, penanggulangan penyebaran, dan juga pertolongan pada para penderita. Mereka pikir keadaan sangat memungkinkan. Mereka lupa, intelijen tetap bekerja sesuai dengan tugas pokoknya.