Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

7 Fakta di Balik Baliho Politik

Diperbarui: 16 Agustus 2021   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: viva.co.id

7 Fakta di Balik Baliho Politik

Hari-hari ini, pada heboh dengan keberadaan bendera asing di tengah menyambut perayaan hari kemerdekaan. Pun  baliho politis di antara keprihatinan bersama mengenai pandemi yang belum juga memberikan tanda mereda.

Membuat keadaan lebih gaduh dengan aneka tafsir, asumsi, dan juga analisis.  Suka atau tidak, ya ini risiko demokrasi, masih latihan lagi. Belum lagi ditambah dengan mabuk agama dan sok tahu dan lupa atau tidak taat azas dan konsensus bersama.

Baliho Puan menjadi lebih ramai, penuh dengan narasi keriuhan, karena memang keadaan PDI-P sebagai pemenang dua periode ini dan keadaan tidak lebih mudah. Ini fakta yang membuat keadaan tidak sederhana apa yang terlihat di depan mata telanjang.

Padahal, jauh sebelum Puan hadir dengan baliho, AHY dan AMI, Cak Imin datang dengan banner mereka. Ini sepi karena memang beda kepentingan, mereka inilah yang meramaikan dan ditangkap dengan cepat oleh faksi-faksi yang tidak sejalan dengan apa yang Puan lakukan.

Beberapa fakta yang bisa dicermati, berikut;

Pertama, Puan bukan pelaku medsos. Padahal kini, media sosiallah yang lebih menjanjikan, meskipun tidak sepenuhya. Mau menggunakan media sosial sebenarnya gampang. Bentuk saja tim media, jauh lebih mudah, murah, dan berdampak gede.

Kedua, jika Puan tiba-tiba main medsos dengan menggunakan tim media, akan malu karena pernah menyindir Ganjar sebagai pemimpin medsos. (ingat ini politik lho ya.....). Jadi bukan tidak  mungkin ini adalah sebuah sarana permainan.

Ketiga, harga baliho dan segala sesuatunya itu sangat besar, mahal, dan tidak banyak bisa dijangkau oleh elit partai lain untuk menyiapkan dana demikian.  AHY jangan ditanya, jauh sebelum Puan dia sudah duluan meskipun tidak cukup masif.

Keempat, mengapa hanya Puan yang menjadi sasaran tembak, padahal ada lebih dulu ANY, menyusul juga Airlangga, dan AMI. Kalau mau mengritisi atas nama pandemi ya semua dong, bukan hanya Puan. Itu baru bener dan tepat di dalam melakukan penilaian, menyeluruh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline