Menuju 3000 Artikel dan 3000000 Pembaca pada Tahun Ketujuh
Sebenarnya ini hanya sebuah motivasi diri untuk setia pada target. Meleset setahun 500 artikel pada tahun ketiga dan seterusnya dengan berbagai alasan dan kendala. Paling tidak meleset setahun dengan menjadikan tahun ketujuh memiliki artikel ke-3000, jika sekalian bisa tiga juta hits ya syukur.
Mengapa dari status media sosial kemudian menjadi artikel? Seorang Kner. Agung Subedjo mengatakan, ayo tularno...saya kenal personal dengan pemilik akun ini, senior di kampus lama. Sempat barengan dua tahun. Belakangan ia juga ikut Ngompasiana dan sempat dibanned. Ini kelihatannya akun keduanya.
Jadi mikir, jangan-jangan belum berbagi, selain untuk diri sendiri selama ini, cepat saya jawab, setiap hari sudah menularkan itu.
Pertama, motivasi. Dengan setiap hari dan setiap kesempatan menulis, berarti memberikan motivasi pada diri sendiri dan juga rekan Kner ataupun pembaca lain. Mungkin saja ada yang bosen itu lagi itu lagi, ya itu konsekuensi logis bahwa orang tidak akan bisa menyenangkan semua orang. Tuhan saja kadang masih dijengkelin sama umat-Nya.
Kedua, berbagi via media sosial tidak banyak berharap ada yang singgah. Tidak cukup signifikan perbedaan, jika akun pribadi yang membagikan. Tetapi, siapa tahu ada yang tertarik, atau memaki juga boleh kog. Berarti ia datang dan mungkin membaca. Ada kesempatan membagikan.
Ketiga, jangan mendongak. Ini membuat motivasi bisa stabil. Jika memikirkan yang di atas, jangan harap berubah menjadi lebih baik, jika mental buruk. Jadikan yang di atas, lebih itu memicu motivasi, bukan malah menakutkan. Saya sama sekali tidak pernah mengintimidasi, atau terintimidasi dengan tulisan atau akun lain.
Jika memang mampu sih tidak masalah. Berani bermimpi untuk menjadi apapun, termasuk dalam dunia tulis menulis. Pemenang Knival, atau menang event ini dan itu.
Keempat, jangan berharap sama dengan akun lain. Semua mendapatkan jalan masing-masing. Bahasa Om Eyang Pram, tulisan menemukan takdirnya sendiri. Nah, dulu, saya mendapatkan "keberuntungan" pada pekan pertama, menuliskan soal toleransi haram dan ramai, bahkan masih gemetar jika ingat kala itu. pertama nulis, dibaca seribu, TA pula. mau apa sampai bingung.
Jalan berbeda bisa membawa tulisan dan akun pada muaranya sendiri. Tidak akan ada yang sama. Porsinya masing-masing, tidak bisa diciptakan atau dipaksakan.
Kelima, jadi diri sendiri. Belajar bukan mengubah otentitas tulisan, atau cara menyampaikan gagasan, namun memperbaiki kelemahan. Membaca semakin banyak artikel akan memperbaiki diri dengan sendirinya, tanpa menjadi orang lain. Kekhasan ini menjadi penting.