Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

Post FPI

Diperbarui: 30 Januari 2021   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. iNews

Post FPI

Sebulan persis FPI menjadi organisasi massa terlarang. Dampak sangat besar dan mendasar bisa terjadi. Begitu cepatnya hal-hal yang dulu seolah hanya berputar-putar bak gasing, kini selesai. Buah kesabaran dan kesaktian waktu itu memang tidak akan ada yang bisa menyangkal. Bertaahun-tahun banyak warga negara yang hanya bisa merutuki dalam hati atau media sosial dengan bahasa yang kadang perlu hati-hati.

Bagaimana tidak, ketika rumah Ibunda Menko saja didatangi dengan teriakan, bagaimana dengan warga negara biasa. Belum lagi ketika aksi-aksi yang menutup jalan, menghambat aktivitas warga, bandara saja bisa tutup, hanya karena FPI sedang menyambut pimpinannya. Itu sekelumit betapa "gagahnya" FPI di depan hukum.

Siapa yang berbeda seolah bagi mereka adalah musuh. Ini bukan soal agama, namun perilaku arogan dengan menggunakan atribut dan label agama. Hal yang memang murah meriah. Di mana habitat subur bagi sebagian penduduk yang masih begitu kukuh melihat agama adalah membuta. Tanpa mau kritis melihat perilaku elit yang menggunakan label agama. Semua sudah mendekati usai.

Sebulan  usai puluhan purnama menunggu dengan ketidak pastian. Kini, semua menjadi berbeda. Bhineka Tunggal Ika itu akan kembali menjadi cara hidup beragama. Beberapa indikasi dan harapan baik.

Pencabutan Segel Pembangunan Gereja

Langsung, tanpa lama, segel pembangunan gedung gereja dicabut. Kita bisa membandingkan, beberapa bulan lalu, polemik yang sama terjadi. semua mengambang dan tidak ada tindak lanjut. Masih sama saja.  Kala itu, harapan besar, karena Menagnya seoorang jenderal yang tentu saja banyak dipercaya akan mampu mengatasi hal itu. Ternyata sama saja. Kini harapan itu makin nyata.

Menag mengeluarkan surat edaran untuk mendata mana-mana gedung gereja yang belum mendapatkan izin dan izinnya bermasalah. Ada inisiatif dari atas, birokrasi untuk menjadi fasilitator, padahal selama ini sama sekali tidak ada.

Gagasan menjadikan Borobudur tempat ibadah kelas dunia ini juga pikiran besar. Hal yang sejatinya bisa terlaksana. Ini hal yang membantu banyak hal, devisa, kalau mau bicara uang. Mekah memiliki Ka'bah yang mendunia, mengapa Borobudur tidak? Pikiran Menag yang besar.

Kapolri Nonmuslim

Dikotomis agamis sebenarnya paling malas membahas. Namun demi membangun data dari artikel, ini juga masuk dalam salah satu point itu. bisa membayangkan tidak, jika Jenderal Listyo itu menjadi calon Kapolri setahun lalu? Oktober lah. Bisa dibayangkan bukan. Penolakannya di Banten kala itu, atau Jatim saat Kapoldanya Kristiani. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline