Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

PKI, Sensinya Soeharto pada Arok-Dedesnya Pram

Diperbarui: 28 September 2020   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ikut-ikutan riuh rendah menjelang 30 S, di mana biasa ribut mengenai klaim, dugaan, dan tudingan adanya upaya makar oleh PKI. Masing-masing memiliki persepsi, ada yang yakin itu benar-benar Partai Komunis yang melakukan. Namun, tidak sedikit yang merasa pesimis dan malah menjadi curiga karena banyaknya kejanggalan dan nada-nada ekstrem demi memojokkan dan menjadikan komunisme sebagai sesuatu yang mengerikan.

Tentu bahwa perilaku ugal-ugalan, ngawur, dan berlebihan partai satu ini jelas ada, dan sangat mungkin bahwa kudeta, atau rancangan atau keinginan menggulingkan pemerintah yang sah itu pernah dan akan diulang. Semua serba mungkin. Peluangnya juga sama dengan pihak lain yang melakukan.

Bisa ditengarai dari beberapa hal berikut;

Siapa yang paling diuntungkan dengan narasi kudeta dengan sebutan G-30 S/PKI?  Perlu ditilik reputasi berikutnya. Sejarah  itu tidak akan bisa ditutupi rapat-rapat, semua tentu akan terbuka pada saatnya. Kesaktian waktu tidak akan ada yang mampu menandingi dan mematahkannya.

Bagaimana Barat dengan kepentingannya merajalela di Indonesia. Propaganda antikomunis internasional bagi Barat sangat menggiurkan. Hegomini mereka mampu kembali. Siapa yang berperan, untung, dan mengulang-ulang propaganda ini?

Pengelolaan SDA dan  negara seperti apa, siapa yang paling diuntungkan dengan kekayaan negeri ini, siapa yang mengelola dan ke mana alur keuangan dan manfaat kekayaan bangsa ini? Toh ini  semua paham dan tidak perlu dikupas lagi.

Pengakuan pihak Amerika Serikat dengan CIA-nya,  bahwa ada kemungkinan keterlibatan mereka, berdasar dokumen dari mereka, sangat wajar dan fakta-fakta memang  menunjukkan hal yang demikian. bagaimana FPI yang demikian gede, kekayaan yang  mahabesar, ke mana larinya kekayaan itu?

Pengulangan narasi Komunis sangat kejam, keji, dan biadab, bahkan ada filmnya yang diputar wajib, berulang-ulang, dan seolah menjadi credo atau syahadat bagi nasionalisme bangsa ini pada waktu yang lampau. Apakah pemberontakan, upaya kudeta itu hanya satu ideologi ini saja? Tidak bukan? Lha mengapa hanya satu jenis kudeta yang disikapi dengan demikian lebaynya.

Pengacauan keberadaan komunis yang dikaitkan dengan ateisme. Mengapa demikian? Karena kepentingan  politis, di mana masyarakat Indonesia yang demikian taat beragama, tentu tidak akan suka dengan ateisme. Padahal komunis belum tentu ateis, dan ateis tidak tentu komunis. Pencampuradukan ini tentu ada yang menghendaki, menyeting, dan menjadikan andalan. Siapa dia?

PKI memang ugal-uugalan, merasa di atas angin, dekat dengan Bung Karno, maka ada gagasan Nasakom, Nasional, agama, dan komunis bisa seiring sejalan dalam membangun negeri ini. Dunia internasional juga masih  cukup kuat pengaruh komunisme, sangat jauh berbeda dengan hari-hari ini. Kedekatan ini yang  membuat beberapa elit mereka sangat mungkin keblinger.

Kedudukan mereka yang cukup kuat, dekat dengan presiden yang mutlak kekuasaannya, membuat mereka makin berani. Permintaan untuk mempersenjatai angkatan keempat, ingat dulu ada AD, AU, AL, dan Kepolisian, nah rakyat bawah, petani dan buruh, mau mereka  persenjatai. Kekuatan buruh dan petani itu ada di dalam jangkauan PKI.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline