Dua
Masa Lalu 1
Pagi ini aku masuk sekolah lanjutan atas. Seragam biru dengan celana pendek itu usai sudah menemani ku selama ini. Hari ini aku merasa lebih dewasa dalam balutan celana panjang abu-abu, yang dulu sangat aku inginkan, namun khawatir juga apa tidak akan gerah mengenakannya. Mulai hari ini aku mengenakannya dan hingga tiga tahun ke depan aku kenakan.
Brak, tiba-tiba saja aku tertabrak dari belakang dan mau tidak mau aku terjerembab di aspal jalan masuk sekolah. Koor tawa membahana berseliweran ditingkahi siul usil beberapa makhluk di sekolah baru ini. Aku makin merah padam ternyata yang ada di atas tubuhku seorang gadis yang naga-naganya anak baru juga. Jelas tercetak dari baju dan roknya yang masih sangat baru.
"Kamu itu pagi-pagi jangan melamun di tengah jalan, sehingga aku tidak kamu halangi lariku, tahu kamu.....!" sembur cewe judes itu.
Aku cuma melongo melihat caranya nyerocos, siapa salah, malah nyolot. Ya sudahlah.
Aku langsung saja pergi tanpa bersihkan baju dan celanaku, buat apa, mau menambah malu saja. Ditertawakan seperti koor yang membahana begitu, masih dilabrak cewek lagi.
Aku melangkah menuju kelasku, aku tahu belum punya kenalan sama sekali karena memang teman-teman SMP-ku tidak ada yang ke SMA-ku ini, sepanjang yang aku tahu. Celingak celinguk melihat kolong meja yang belum ada tasnya.
Dan aku kecewa karena bagian strategis, belakang maksudnya telah terisi semua. Meja di tengah ada satu yang kosong mesti cewe terlihat dari tasnya. Dengan terpaksa, mau tidak mau aku ambil bagian depan, meskipun bukan paling depan. Biasa anak sekolah paling malas di depan nanti disuruh ini itu pertama.
"Eeh kau lagi, mimpi apa semalam, sekelas dengan pelamun seperti mu?" ternyata cewe yang slebor tadi sekelas denganku.
Tanpa peduli aku duduk dan ambil buku bacaanku. Aku cuek saja dan tidak balas omelannya yang seperti tante-tante itu. Padahal susah juga konsentrasi.