7 Laku yang Berbeda Ganjar Pranawa dan Jokowi,
Usai hasil survey yang merilis nama Ganjar Pranawa menanjak dan ada yang turun, ada sebuah pembicaraan yang membandingkan dengan Jokowi. Cukup menarik karena capaian yang memang memperlihatkan kapasitas pemimpin. Paling menonjol ketika mengatakan akan berkreasi mengenai bansos padahal ada rekan gubernurnya yang mengejar-kejar bansos segera cair.
Soal kepemimpinan itu pas krisis bagaimana bersikap dan bertindak. Rekayasa tidak berlaku, apalagi pencitraan atau memikirkan apa yang akan diperoleh. Spontan demi kebaikan umum itulah pemimpin. Berbeda dengan model pengikut yang masih menimbang untung dan rugi. Berkreasi dengan apa yang ada jelas berbeda. Kualitas dipertontonkan dan direspons oleh hasil survey ya sepadan.
Tanggapan atas hasil survey itu cukup beragam, ada satu yang layak dikupas, bagaimana ketika Ganjar dipersamakan dengan Jokowi, ada beberapa hal yang memang berbeda jalur sehingga hasilnya berbeda.
Jokowi masuk pada kancah politik praktis dengan menjadi walikota. Berbeda dengan Ganjar yang memang berangkat dari anggota legeslatif, anggota parpol yang cukup kuat. Perbedaan pertama. Di mana mereka berangkat pada pendekatan yang cukup berbeda. Jokowi yang eksekutif, kawasan terbatas pula bisa melakukan banyak hal secara mendasar. Perubahan-perubahan signifikan di Solo dan kemudian di Jakarta.
Hal yang berbeda ditempuh Ganjar karena ia menjadi gubernur, pimpinan tingkat I selain Jakarta susah memberikan dampak cukup signifikan dan terasa. Kabupaten-kota jauh lebih memiliki kekuatan dan kekuasaan. Covid ini memberikan panggung bagi Ganjar dan laku tepat yang ia pilih memang.
Dua, sama-sama Gubernur, di Jakarta dan Jawa Tengah jelas berbeda. Dampak yang terasa jauh berlainan. Jakarta seperti kota gede saja, Jawa Tengah dengan luasan seperti ini, belum lagi bupati-walikota yang memiliki otonom masing-masing bisa saja mengatakan hal sebaliknya dengan apa yang hendak dijadikan kebijakan oleh gubernur.
Lihat bagaimana Walikota Tegal memutuskan lock down waktu itu. Gubernur Jakarta tidak akan menemui kendala demikian. Konteks ini Jokowi, tidak bicara yang itu. Walikota Jakarta bukan pilihan langsung, jadi sangat berbeda.
Tiga, Ganjar adalah politikus asli, berangkat dari sisi politik yang sering mencari aman, keseimbangan, sama-sama tenang. Pilihan wajar dan logis, sebagaimana pilihan orang politik yang memang demikian. Sepanjang tidak melanggar hukum dan merugikan umum mengapa tidak?
Berbeda dengan Jokowi sebagai pelaku selalu eksekutif, cara yang dipilih lain. Kebijakan ditetapkan dan dijalankan. Apapun risikonya tidak terlalu banyak dipikirkan di depan. Lain, jika itu politikus yang menjalankan.
Empat, pemanfaatan media. Siapa juga paham jika Jokowi menjadi kesayangan media. Media arus utama dan cetak era dia membesar. Hal yang wajar karena ia melakukan yang bertolak belakang dengan perilaku pejabat pada umumnya. Media suka karena mudah mendapatkan informasi dan juga gambar-gambar yang akan menyenangkan sebagai sebuah berita. Hal yang sangat wajar dan normal ketika berbeda dengan apa yang biasa dilakukan pejabat lain ditempuh Jokowi.