FP, Prank, dan Anies Baswedan
Demi konten dan menarik minat melihat tayangannya, seorang pelaku media sosial kini harus berusan dengan polisi. FP yang mengejutkan orang dengan bantuan sembakonya sedang menghuni sel polisi, usai buron. Berkepanjangan kini, dengan perundungan yang terdakwa alami. Berpanjang kali lebar kasusnya kini. Terjadi di mana orang kadang abai memikirkan akibat, sebelum berbuat.
Perundungan oleh FP di sel tahanan ini, sangat memilukan, simalakama pula. Usai buron beberapa saat, ketika ia tertangkap. Di tahanan mendapatkan tindakan yang tidak enak. Susah mau mengatakan ini melanggar hukum, lha di tahanan, bisa berabe ketika ada yang nanti mempersoalkan keberadaan polisi dan tahanan, apalagi jika menyangkut HAM.
Mungkin orang-orang yang ada di tahanan melampiaskan kejengkelan, atas perilaku sembrono pelaku. Jadinya balas dendam, mau menegakan hukum dan ada pelanggaran hukum lagi. Ketika membaca hal ini jadi teringat, ketika seorang teman meminta saya mengisahkan sebuah tayangan video dari media sosial.
Rekan ini meminta bagaimana narasi dari film itu. Di sana, pelaku itu adalah gay, yang akhirnya mengidap HIV/AIDS. Perjalanan menjadi pengidap penyakit ini sangat panjang. Salah satunya adalah aktivitas seksual sesama jenis. Pernah pula menjadi penari telanjang laki-laki dan LSK. Suatu saat ia kena tangkap polisi. Nah di sinilah ia berkisah seperti apa perlakuan yang ia terima. Apalagi ketika sudah menghuni LP.
Membayangkan mungkin sudah dan akan terjadi seperti kisah dari film tersebut. Membayangkan saja betapa mirisnya. Siapa yang menjaga di penjara atau tahanan polisi. Di tahanan kepolisian masih mungkin lebih 'aman', kalau penjara siapa bisa menjamin.
Konon, nak Pak Harto pernah menawan kepada almarhum Gus Dur untuk mau ditahan asal membawa pasukan pengawal, body guard. Ia jerih jelas mau masuk penjara. Sudah membayangkan dan mendengar cerita-cerita di dalam sana.
Itu semua adalah akibat dari prank yang dilakukan kepada orang lain. Memberikan sampah dan efek kejut yang diperoleh diasumsikan akan menaikan pamor dan klik media sosialnya. Ujungnya pundi-pundi doit masuk. Apa daya yang masuk adalah dirinya ke bui.
Anies Baswedan dan Perilaku Politisnya
Usai menghilang cukup lama, tiba-tiba datang dalam sebuah wawancara dengan media asing. Entah maksudnya biar mengglobal pemikirannya atau apa, yang jelas kini media asing menjadi lahan dia menyatakan diri. Para pendukungnya yang sedikit-dikit mengatakan antekasing bagi Jokowi kini pada bungkam. Apa efek menunjuk empat jari ke dalam, atau tidak paham, atau memang maunya seperti itu dan pasti akan diikuti sebagai kebenarannya oleh para pendukungnya?
Mengatakan kalau Kemenkes melarang pihaknya melakukan test sejak Januari. Ah yang benar saja, Januari itu dia lagi ngumpet karena banjir hadiah tahun baru. Mosok sudah mikir akan mengadakan test, sedang pandemi itu masih jauh dari pembicaraan di sini. Orang masih ribut soal banjir dan kemudian ia datang ke sekolah dengan naik sepeda. Sama sekali belum ada yang kenal covid, pandemi, lock down, atau test ini dan itu.