Corono Positif dan Kekalahan Perdana Liverpool
Dua hari berturut kejadian yang sangat mendadak, namun pada sisi lain ditunggu-tunggu. Lucu dan aneh ketika tidak ada corona yang hinggap malah banyak yang merasa tidak percaya. Seolah ada yang ditutupi dan disembunyikan. Biasa sih khas ILIL, itu lagi, itu lagi pemainnya. Malah tega ngehoax segala.
Pada liga Inggris juga keadaan yang identik. Ketika Liverpool akhirnya tumbang. Aneh dan lucunya adalah penakluknya tim antah barantah. Berbeda jika itu adalah Mencit, atau tim biasanya papan atas. Lha ini, malah tim bawah. Seolah banyak yang tidak percaya. Tiga gol tanpa balas.
Identik dengan corona yang hinggap di sini. Seolah kekalahan Liverpool adalah dambaan banyak pihak, lha Klop sendiri pun juga tidak banyak berpikir untuk memecahkan rekor Arsenal soal tanpa kekalahan. Sudah mengundang kekalahan, hanya soal waktu. Logis juga wong tahun kemarin mereka tergelincir juga.
Jangan-jangan akan terjerembab juga pada detik akhir, ketika tim-tim lawan belajar bagaimana memarkir tronton bisa menghentikan reputasi Si Merah sekian lama. Keberadaannya yang menakutkan sudah terbukti bisa dijebol, bahkan oleh tim yang sama sekali di luar nalar.
Corona yang akhirnya juga menjangkiti di sini, pun mirip dengan kekalahan Liverpool. Lihat kembali, berapa banyak orang yang "mengundang" untuk datang. Mulai yang spekulasi, hingga yang ngehoax, tidak kira-kira.
Liverpol kalah itu banyak yang ngarep, Arsenal, bagaimana mereka enggan dipecahkan rekornya, karena usai itu tidak beranjak lebih baik, malah selalu keteteran. Mayan masih ada sedikit kebanggaan. Jika terpecahkan punah sudah sejarahnya.
Tim lawan juga berlomba-lomba untuk menyaksikan Liverpool terkapar. Peluang mengambil alih juara sih tipis, tapi jangan sampai terlalu cepat juga. Mosok Maret mau juara, ra pareng, ra patut, liga gak kompetitif nanti.
Ternyata gaungan untuk kalah bisa demikian efektif. Dan yang mengalahkan tim yang bukan siapa-siapa. Perhatian adalah untuk ke depan, agar Liverpool tidak malah menjadi trauma dan kebawa keadaan dan ngaco seperti musim-musim lampau.
Sikap optimis, tidak perlu panik, dan tenang, mengembalikan jati diri tim jauh lebih mendesak, penting, dan utama. Kemarin sudah selesai. Yang penting juara setelah sekian lama gagal di menit akhir.
Corona yang hinggap ini juga sebenarnya biasa. Alamiah, dan wajar to ketika negara sebesar ini terkena virus. Apalagi terakhir di kawasan Asia Tenggara. Lha Singapura yang sekecil itu saja sudah masuk dua digit, ketika kita hanya dua mengapa harus ribet dan ribut dengan berbagai spekulasi tidak karuan.