Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

Andre Rosiade, Terjebak antara Penegakan Hukum dan Pencitraan?

Diperbarui: 6 Februari 2020   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Andre Rosiade, Penegakan Hukum, Pencitraan, atau Korban Rival Politik?

Beberapa hari lalu Andre R, elit Gerindra dan juga kandidat kuat cagub Sumbar menampilkan diri sebagai seorang wakil rakyat yang beride cemerlang. Ia mengatakan bersama kepolisian melakukan penggrebegan aksi prostitusi. Benar ini aksi prostitusi karena tangkap basah.  Pihak Andre yang mengeluarkan pernyataan.

Wakil rakyat yang tidak ingin daerahnya makin buruk citranya dengan adanya pelacuran. Baik pada ranah ini. Namun apakah tindakannya baik adanya, ketika berbagai pengakuan dan kejanggalan yang ada itu terkuak?

Pengakuan dan penjelasan polisi sangat masuk akal. Mereka pelakukan penggrebegan karena adanya laporan dari Andre, apalagi anggota dewan pusat. Point ini sangat sahih, benar, dan tidak ada masalah. Semua benar, yang dilakukan polisi, ataupun yang dinyatakan. Tidak ada yang perlu dipersoalkan.

Pengakuan si tersangka, pelaku pelacuran yang mengatakan, mengapa dipakai dulu baru digrebeg, ini lucu, mohon maaf bagi pelaku, mengapa lucu?

Pertama, siapa yang tahu kapan akan terjadi "aksi" seksual, kecuali yang benar-benar paham dengan kegiatan tersebut. Polisi sering kog datang itu terlambat, bom, kecelakaan, atau perampokan. Ya wajar karena laporan, perjalanan, dan koordinasi itu perlu waktu. Lha ini kog bisa selesai dan ditangkap.

Kedua, biasanya penangkapan itu sebelum atau malah pelaku sudah kabur. Itu sangat umum. Lha ini pas selesai, jadi memang seolah ada rekayasa sepertinya untuk menangkap sepenuhnya yang tidak bisa dielakkan lagi. Benar dan bagus juga karena dengan demikian, sahih tidak bisa ngeles lagi.

Ketiga, si pelaku lain, lagi-lagi mosok seperti aksi bokep Ariel yang dipidana sendiri. Ini hanya makelar alias germo dan pelaku perempuan. Si laki-laki ke mana. Atau ada apa si laki-laki tidak ada pemberitaan selanjutnya.

Keempat, Ombudsman menyatakan jika dengan settingan atau  penjebakan, ranah kepolisian, jadi bukan Andre yang merencanakannya. Benar dan logis yang dikatakan Ombudsman.

Yang lebih tepat adalah Andre melaporkan kemungkinan adanya pelacuran dan polisi yang akan merencanakan seperti apa selanjutnya. Ini Andre benar seratus persen. Mengapa bisa seceroboh itu memainkan peran.

Kelima, awalnya membantah soal kamar hotel, kemudian mengaku meminjamkan tempat untuk itu. Ada apa? Pengakuan meminjamkan ini menjadi tanda tanya, wong sebelumnya dibantah, namun ketika beredar nota pemesanan kamar, baru mengaku bahwa itu dipinjamkan. Kan sejak awal dia yang menyewa memang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline