Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

Benarkah Jokowi "Membunuh" Anies Demi 2024 Seperti Kata Rocky Gerung?

Diperbarui: 25 Januari 2020   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Benarkah Jokowi yang "Membunuh" Anies demi 2024, Seperti Kata Rocky Gerung?

Rocky Gerung kembali menyatakan, jika Jokowi "membunuh" Anies secara politis tentunya demi 2024. Layak dicermati, dan dilihat lebih dalam, pernyataan ini. Apakah mendasar atau semata spekulasi politis seperti biasanya. Posisi dan keberadaan Jokowi untuk 2024 dan kini bisa dijadikan bahan dan rujukan untuk mengajinya.

Posisi Jokowi

Keberadaan Jokowi untuk 2024 sudah bebas kepentingan. Pernyataannya awal-awal dinyatakan menang, mengatakan, saya sudah bebas, tidak ada beban. Mengapa  karena untuk dua periode selesai dan tidak ada kesempatan lagi untuk maju.

Gagasan dan ide banyak pihak untuk mengadakan rivisi jabatan presiden pun dengan jelas dan tegas Jokowi menolak. Jelas dua periode selesai. Susah melihat kepentingan untuk diri atau kerabatnya misalnya.

Ketika dirinya tidak ada alasan, keluarga pun jauh dari itu semua. Anak-menantunya masih terlalu muda dan hijau untuk melakukan percaturan politik  level nasional. Alasan pribadi dan keluarga sangat kecil menjadi pembenar analisis Rocky Gerung.

Jokowi dan Partai Politik

Kontestasi 2024 itu sangat menarik, karena tidak ada yang jauh unggul secara politis, dan juga kepopuleran. Pak KH Makruf Amin, sangat mungkin tidak akan menjadi kandidat, Prabowo sangat mungkin juga sudah terlalu tua untuk melakoni kampanye dan gelaran pilpres yang sangat melelahkan. Kader-kader parpol lain, masih memiliki kadar yang setara.

Jokowi juga bukan petinggi partai, artinya dia tidak memiliki kepentingan secara politis kepartaian untuk bisa melalukan " pembunuhan " karakter kandidat lain sebagai calon yang mungkin ada. 

Berbeda jika yang bermain adalah parpol, atau Jokowi adalah ketua parpol sebagaimana Mega, Surya P, Prabowo, atau SBY. Keberadaan Jokowi dalam partai bukan elit pengendali.

Memang ada kepentingan secara ketatanegaraan, bahwa negar harus dalam rel yang sama, seperti dalam gagasannya untuk mencapai apa yang digadang-gadang juga oleh sebagian besar warga negara ini. Karena  pengalaman merintis Jakarta yang menjadi porak poranda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline