Usai pelantikan wakil menteri, beberapa kalangan menyatakan kekecewaannya. Ada pula yang nada-nadanya bukan mereka yang kecewa, namun mau membenturkan keadaan agar tidak jadi dingin.
Cukup lucu malah partai yang ada dalam pemerintahan dan mendapat kursi juga ikut kecewa. Malah oposan seperti PAN, PKS, dan Demokrat diam saja, hanya Demokrat sedikit panas.
Beberapa keadaan memang membuat tidak nyaman, namun untuk NU dan Muhammadiyah, saya pribadi tidak yakin jika ada kekecewaan sebagai sebuah lembaga.
Berbeda jika beberapa elit atau penguruh, atau kader yang mengatakan kekecewaan, tetapi tentu bukan sikap lembaga tentunya. Jauh dari kualitas dua organisasi itu.
Partai Politik dan Kekecewaan
Cukup gaya dan gagah PKS mengaku menolak tawaran masuk kabinet. Ah yang benar saja. Lha jelas ada yang ngatri saja ditolak. Toh biar saja mengaku seperti apapun tetap akan demikian. Pihak pemerintah, dalam hal ini Jokowi tentu tidak akan pernah membantah atau mengiyakan hal yang tidak pernting seperti itu. Akan terlupakan bersama waktu, toh juga tidak mendasar juga.
Nasdem. Paling garang dan keras, meskipun pernyataannya tidak demikian, sikap dan perilaku serta pertemuan dengan pihak-pihak yang bertolak belakang tentu menjadi signal kuat ada sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman. Atau pernyataan kalau semua mau masuk kabinet, biar kami yang oposisi.
Sikap dan lagaknya sih biasa di depan media. Tetapi sikap politiknya jelas dan keras. Di belakang tentu sikap yang lebih garang akan dipertontonkan demi kursi dan mengamankan banyak posisi. Hal yang masih harus dilalui bangsa ini di dalam menapaki menuju kepada kemajuan.
Hanura. Susah memang mereka mau mengharap apalagi, ketika mereka tidak lolos Senayan. Praktis mereka tersingkir sendiri. Karena memang mereka gagal dalam pileg. Persoalan ketum merangkap pimpinan DPD bukan kampanye baik dan terbukti. Pantas mereka tidak mendapatkan "jatah" kabinet dan merasa kecewa.
PKPI partai tidak lolos ini juga mengatakan, bahwa kabinet ada yang tidak pas. Normal dan pantas saja berbicara demikian. Tidak cukup signifikan juga apa yang disampaikan dan suara mereka tidak memiliki dampak yang serius. Karena memang bukan tukang kisruh dan biang riuh. Hanya demikian dan selesai.
Gerindra, ini cukup memberikan dampak, karena memang mereka ini biasa rusuh dan memiliki pemandu sorak yang cukup kuat. Ada dua hal yang dinyatakan, Prabowo sebagai Menhan cenderung tidak bahagia dengan penunjukan orang TKN dalam mendampingi menhan.