Setya Novanto balik lagi ke Bandung, banyak rekan yang mengatakan memang kuat benar satu orang ini. Reputasinya yang seperti belum berjalan bahkan sejak era Pak Harto. Berbagai kasus hukum menyebut namanya, hanya pada masa pemerintahan Jokowi ia masuk bui. Pun masih bisa ke mana-mana.
Orang kuat itu pun ada dan kini sudah terbatas. Masih banyak orang kuat lain tentu dalam konteks, bidang, dan kondisi yang berbeda. Ada Prabowo, ada Amien Rais, ada pula nama lain yang berpengaruh dalam kondisi hidup berbangsa ini. Kuat ini pun kadang berkonotasi tidak semestinya, tidak sepenuhnya bagus bagi hidup bersama sebagai bangsa.
Pertemuan di stasiun MRT membawa dampak luar biasa, bagaimana tidak dua orang kuat sekaligus menjadi lunak dan menyejukkan suasana. Paling tidak hingga kini narasi perpecahan, kecurangan, dan ancaman macam-macam langsung sepi. Riak satu dua jelas sangat wajar karena brutalnya masa kampanye kemarin tidak bisa terlelakkan jika berdampak sangat besar.
Prabowo yang bersujud syukur, merasa pasti menang, membawa perselisihan pemilu ke mana-mana, bahkan narasi ke mahkamah internasional segala. Dengan pertemuan di MRT dan makan sate, membuat semua cair. Keduanya membawakan Keindonesiaan yang utuh. Pemilu selesai, ada yang kalah dan menang.
Ucapan selamat yang ditunggu-tunggu rakyat pun diucapkan secara langsung dan menyatakan pula dukungan untuk pemerintah lima tahun ke depan. Adem, seperti tengah hari di musim kemarau minum es campur. Semua keriuhan terlupakan menjadi sorak kegembiraan.
Amien Rais sebagai sosok yang juga termasuk kuat, paling getol di dalam mendukung Prabowo juga menjadi sedikit pemikiran, akan seperti apa sikapnya. Jadi euforia ketemuan itu masih ada sedikit ganjalan.
Pertemuan dengan Prabowo yang demikian bermakna itu tidak hanya Prabowo saja yang bersama-sama dengan bangsa ini, namun juga Amien Rais. Jelas jika Prabowo dengan berbagai argumen sangat bisa dipahami bahwa demi bangsa dan negara Prabowo pasti akan melakukan. Ugal-ugalan selama kampanye toh namanya juga usaha, sangat wajar jika kadang berlebihan dan melewati batas, sudah selesai.
Menerka mengapa Amien demikian mudahnya berbalik arah, beberapa hal bisa menjadi penyebab,
Pertama, pembicaraan kawasan perumahan keluarga besar. Cukup masif dan tentu membuat kisruh karena menyangkut uang yang sangat besar, banyak pihak, dan kemungkinan akan berkaitan dengan penegak hukum juga tidak kecil.
Kedua, vonis untuk Ratna Sarumpaet sangat mungkin membawa urusan lagi dengan penegak hukum. Tentu menjadi pertimbangan dari pada ribut yang tidak patut malah masuk bui, dengan tidak legawa, mengakui bahwa memang pilpres sudah selesai dan memang tidak menang pasangan yang ia dukung.
Ketiga, mengingat anak-anaknya juga sedang giat-giatnya berpolitik. Perlu sikap hati-hati dan waspada daripada serangan itu malah berbalik arah bisa sangat berbahaya. Sebagai ayah tentu tidak mau jika anak-anaknya malah celaka di dalam karirnya.