Kisruh Saksi di MK, Media Daring dan Pemahaman Pembaca, Sisa Kecelakaan Maut Tol Cipali
Beberapa hari lalu ada kecelakaan karambol dan maut di Cipali yang menewaskan dua belas korban meninggal, dan banyak yang luka berat. Karena kernet bis itu tetangga satu RT dan kenal, maka mengikuti pemberitaan dengan intens.
Cukup menarik memahami pemberitaan media daring ini, karena tahu pertama kali ada kecelakaan kisaran pukul 09.00 pagi, dan belum ada kepastian bagi keluarga. Media sangat membantu. Awalnya hanya benar PO yang kecelakaan benar. Soal apakah turut menjadi korban atau tidak masih belum ada.
Sekitar pukul 11-an pemberitaan berkisar kemungkinan sopir kelelahan dan kehilangan kontrol atas bis yang ia kemudikan dan terjadilah kecelakaan dan korban cukup banyak. Opini dan asumsi masih menjadi landasan.
Makin siang, makin beragam, sekitar pukul 13.00 masih belum ada kepastian khabar tetangga, namun media sudah memberitakan lebih luas, bahwa ada perebutan ponsel dari sopir oleh penumpang. Belum ada alasan mengapa. Namun media lain ada juga yang menuliskan bahwa ada perebutan telpon genggam antara kernet dan sopir.
Menjelang sore keluarga sudah mendapatkan khabar dan juga media daring pun sudah menyebutkan bahwa ada penumpang yang merebut kemudi karena mendengar kernet dan sopir mau membunuhnya, dan ini yang kemudian berkembang menjadi tersangka dan kemungkinan terbesar memang demikian.
Media daring dan kecepatan.
Kecepatan, viral menjadi yang utama, di sanalah letak akurasi menjadi seolah terbaiakan. Kadang opini, asumsi, dan malah tidak jarang spekulasi. Hal yang sangat lumrah bisa terjadi, karena berorientasi pada kecepatan. Termasuk media yang cukup tepercaya pun kadang abai akan hal ini.
Copas menjadi semakin mudah, kadang editor abai juga mengaitkan satu bahasan namun menempelkan ulasan sebelumnya, berkaitan dengan kecelakaan itu pun bisa menjadi contoh. Pemberitaan awali soal pengemudi mengantuk, padahal pada alinea penutup membahas soal pengakuan saksi bahwa ada perebutan kemudi dan ponsel.
Membaca media daring sangat perlu kedewasaan, kecerdasan bermedia, dan memilah serta memilih
Hal yang cukup krusial karena kalau tidak hati-hati sudah menyimpulkan bahan dan data setengah saja. Contoh jelas dalam kisah kecelakaan itu. Nah berkaitan dengan hal itu, politik yang sangat hingar bingar dan ada pihak yang memanfaatkan karena keyakinan rakyat itu belum benar-benar pintar.