Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

Betapa Gigihnya BPN dan Fokusnya

Diperbarui: 26 Mei 2019   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Betapa Gigihnya BPN dan Fokusnya

BPN ini badan paling gigih. Luar biasa ide, gagasan, dan sepak terjangnya. Dari masa kampanye hingga usai pencoblosan, masih saja gerak dan gerak terus. Usai keputusan Bawaslu, masih saja ada narasi lain, dan ke MK. Ke MK pun tidak hanya selesai dengan bukti dan menunggu sidang, masih saja banyak narasi di bangun. Luar biasa.

Sayang disayang, fokus mereka justru pada Jokowi, bukan pemenangan Prabowo. Lihat narasi mereka, Jokowi gagal, Jokowi menimbun utang, pembangunan infrastruktur yang tidak berguna, Jokowi curang, lembaga curang, dan sejenisnya. Terakhir malah meminta diskualifikasi kemenangan Jokowi dan lantik Prabowo, usai meminta mengalah tidak mendapatkannya.

Nalarnya begini, orang jualan baju itu akan menawarkan baju yang bla...bla...bla... Lha tapi marketing dan penjual baju ini malah mencela baju lain yang ia katakan jelek, buruk, ketinggalan zaman, dan seterusnya. Fokusnya ke luar, bukan ke dalam membangun citra dagangan dan citra dirinya yang baik dan menarik untuk dipilih.

Memusatkan kantor pemenangan di kota Solo, dekat rumah Jokowi.

Ini jelas dagelan paling lucu, mau dagelan Mataram, Srimulat, Cak Lontong, Bagito, Sule, Mandra, almarhum Benyamin pun tidak ada yang bisa menandingi. Apa maksudnya coba, hanya fisik gedung, aksinya pun jauh dari itu semua. Seolah olok-olok tidak penting, ketika ranah rasa, dibarengi guyunon yang tidak patut dengan orang Boyolali.

Solo, Boyolali itu dekat banget, gandeng malah, dan imbasnya jelas. Telak. Mereka bekerja bukan fokus pada Prabowo tapi fokusnya adalah Jokowi, jelas energi mereka habis hanya untuk mengulik perilaku rival.

Apa yang mereka lakukan hanya fokus pada rival  dan abai memoles jagoannya. Jelas tampak dalam debat, hanya berdalih dan menglaim menang, namun jelas terpampang kalah telak. Mereka melakukan yang remeh-temeh, lepas pada hal yang esensial.

Lebih banyak kehebohan daripada jaminan mutu

Sejak awal mereka ini rapuh, pemilihan cenderung asal-asalan, pokoknya bisa mendaftar dan tidak rebutan. Pragmatisme dalam pemilihan sekelas presiden dengan berbagai karakter parpol bisa berbayaha. Dan kini panen masalah, eh Jokowi juga yang dipersalahkan. Mulai jenderal kardus, klaim menang, sujud syukur, dan narasi kehebohan dari KPU curang, people power-makar, hingga minta mengalah, dan kini minta diskualifikasi.

Ini sama saja masuk finis telat menuding juri curang dan meminta pemenangnya mengalah. Karena tidak mau ngambeg dan mengancam ke mana-mana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline