Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

Pantas Jokowi Sukses Memimpin Negeri

Diperbarui: 14 April 2019   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pantas Jokowi Sukses Memimpin Negeri

Beberapa kali nonton film, sebelum film tayang, ada "iklan kampanye" Jokowi. Dalam narasi yang dibangun adalah sosok Iriana yang sangat membaantunya dalam segala suasana. Saya awalnya tidak begitu sreg untuk mengangkat menjadi tema tulisan. Mengapa? Karena sisi lain, capres dari sebelah berbeda 180o  dengan pesan yang ada.

Posisi Jokowi-Iriana tidak ada yang salah, itu juga capaian dan prestasi. Tetapi posisi Prabowo juga tidak mudah, dan itu bukan sebuah ulasan yang cukup baik bagi saya. Keluarga itu sangat pelik dan rumit, bisa ada peran keluarga besar, ada rencana Tuhan yang tidak bisa dinafikan, dan kasus khusus politik tingat tinggi yang dialami si capres ini.

Eh ada kutipan kata-kata Perdana Mentri Inggris Winston Churchill, "Lebih mudah memerintah sebuah bangsa dari pada membesarkan anak." Sumber buku Docat

Akhirnya malah jadi tertarik untuk melihat keberhasilan Jokowi berangkat dari keberadaannya sebagai seorang bapak yang telah membawa warna yang berbeda. Tentu berangkat dari pemberitaan baik media arus utama ataupun media sosial.

Keluarga yang cair, akrab, dan bahagia. Beberapa hal ditampilkan alamiah dan tidak dibuat-buat itu memang demikian. Bisa dilihat sebagai berikut.

Jokowi wawancara dengan cucu, si Jan Ethes clometan, konteks sederhana yang ada, susah mau melepaskan sebagai capres atau kakek. Dua hal yang sinergis dan betul mengundang simpati dan berbahagia bersama. Alamiah.

Ketika cakepnya Jan Ethes menjaadi bahan pelecehan bahwa itu keturunan dari ibunya, bukan Gibran dan Jokowi, jawaban Gibran dan Kaesang yang nimbrung jelas itu adalah keluarga. 

Ada kesan yang ditampilkan Gibran dengan kata maafnya adalah sabar dan tidak masuk hati di dalam dirinya. Malah minta maaf. Si adik yang mengatakan Mas dibully, memberikan kesan kalau mereka menilai itu sebuh candaan bukan malah penghinaan. Ini proses pendidikan dalam keluarga.

Mereka berdua ketika ada kata-kata dan perilaku buruk di media sosial malah menjadi bahan candaan. Kaesang yang didoakan dagangannya tidak laku dijadikan teman oleh Gibran. 

Jawaban atas alasannya, semua musuh Kaesang adalah teman Gibran. Apakah ini serius sebagai musuh dan permusuhan dalam keluarga? Jelas tidak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline