Holojo dan Mainan Prabowo yang Diambil Jokowi
Akhir-akhir ini kampanye koalisi 01 makin kreatif, salah satunya dengan sarana hologram. Menampilkan capaian dan rencana Jokowi ke depan. Dengan truk yang bisa sangat mobile, dan menjangkau banyak tempat, mudah dioperasikan. "Kedatangan" Jokowi sangat membantu.
Jadi teringat, bahwa hal milineal, sangat modern, merasa paling melek teknologi adalah 02, namun apa yang ditampilkan selama ini malah hanya itu-itu saja. Klaim ini dan itu, kampanye yang dibesar-besarkan, dan kemudian maah-marah.
Ada beberapa hal yang cukup menarik, tampilan Prabowo dan kawan-kawan selama ini, seperti anak-anak yang mainannya terenggut. Beberapa "mainan" itu justru malah ada di tangan Jokowi.
Soal identitas dan keagamaan yang jauh-jauh hari sudah lekat dengan kebersamaan mereka, sebelum koalisi terbentuk. Ada dikotomi partai allah dan partai setan, jauh sebelum ada koalisi sah dan memang akan mengajukan nama pasti sebagai pasangan dalam pilpres.
Eh tiba-tiba malah Jokowi bersama parpol pengusung memilih KH Maruf Amin, jelas mainan pertama paling menjual sudah hilang. Ada dua keuntungan dengan mereka akan mengandeng ulama, jelas mendiskreditkan Jokowi antiislam dan antiulama mudah ditebarkan. Kedua pasti suara Muslim akan tertarik berpihak kepada mereka.
Ada sebuah ajakan untuk minimal bisa mengaji dari sebuah komunitas di Aceh. Jelas saja kelabakan. Sebenarnya hal yang tidak perlu terjadi, ketika tidak pernah menggunakan sentimen agama dalam berpolitik. Jokowi menanggapi dengan santai dan siap, karena memang bisa mengaji. Jelas tidak akan sefasih kyai, ulama, ustad, atau qori, namun tetap bisa.
Mengaku paling jago bahasa Inggris, mereka berinisiatif menantang debat dalam bahasa Inggris. Gegap gempita merendahkan. Eh malah mati kutu hanya soal unicorn. Mengapa? Karena capresnya offdate, yang kemudian mau dinarasikan adalah pelafalan Jokowi yang buruk. Mainan yang menjadi andalan malah lagi-lagi terpatahkan.
Membuat ulah kalau Ratna Sarumpaet adalah manula korban kekerasan rezim keji. Dan malah terbukti kalau itu adalah kebohongan dari oplas yang diolah sebagai penganiayaan. Lagi-lagi mainan itu menjadi milik Jokowi yang asalnya adalah mainan mereka.
Merasa milenial ada pada pihak mereka, karena Sandi, ada pula AHY yang masih muda, kekinian, dan juga suka olah raga gambaran anak muda. Eh malah kena dilan ala Jokowi. Ungkapan dilan yang sangat muda dan pas dengan apa yang menjadi narasi, ini jelas sebuah kemenangan panggung yang tidak kecil.
Memainkan isu membeli Indosat kembali, lha malah KHMA mengatakan sedang membangun tol langit. Posisi kalah langkah dan kalah sigap di dalam merespons isu dan kepentingan. Jauh lebih keren dan beberapa langkah di depan.