Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

Hoax Receh Akhir dan Awal Tahun ala Capres ini

Diperbarui: 5 Januari 2019   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir tahun 2015 bangsa ini dihebohkan dengan megakasus, di mana skandal politik luar biasa, ketika menyeret ketua dewan untuk turun. Jelas pembicaraannya sangat besar yang dibicarakan, karena menyangkut tambang paling fenomenal di Indonesia. Free Port, dan orang-orang sangat kuat ada di dalam rekaman itu.

Eh tiga tahun kemudian ada yang membuat heboh, cuma kecil-kecilan, riak tanda tak dalam. bagaimana bisa mengatakan, saya dapat info kalau selang untuk haemodialisis di RSCM itu dipakai sampai 40 kali, hari ini.... Ada beberapa hal yang cukup menarik dari sana.

Pernyataan hari ini, sangat susah percaya di mana ada alat kesehatan masih dipakai berulang, di Jakarta lagi. Memang ada dua hingga tiga kisah yang bisa memberikan sebuah fakta lama kala model demikian bisa saja terjadi. 

Dulu, awal masuk asrama, ketika mau izin donor darah dilarang karena khawatir tertular penyakit. Ini berdasar alasan dulu lagi pernah kejadian senior memang terpapar penyakit karena alat yang tidak steril. Ini sangat dulu banget.

Kisah kedua, beberapa tempat, kesehatan kelas kampung, jika ada panggilan ke rumah, petugas kesehatan minta disediakan air panas, digunakan untuk menyuci alat suntik. Lagi-lagi ini dulu dan di kampung, level bukan Jakarta, juga bukan komponen alat haemodialisis, belum ada juga BPJS.

Kata orang, hendak mengatakan kalau apa yang ia sampaikan itu kesaksian dari orang lain. nah di sinilah peran mencari kebenaran itu. Jadi data itu bisa bukan milik sehingga susah mempertahankan pendapatnya karena ia belum tahu dengan baik kebenarannya. 

Seperti yang sering dikatakan capres ini. Bagaimana  bisa menjadi bumerang dan blunder sendiri ketika data sebaliknya bisa telak mematahkan pernyataannya.

Menyebut sebuah lembaga besar, RSCM, di pusat pemerintahan lagi, rujukan negara, jadi tentu ini tudingan amat serius. Bagaimana bisa reputasi RSCM dicemarkan sebegitu rendahnya. Coba bayangkan saja, bagaimana Puskesmas di pedalaman perilakunya, jika RS Pusat saja sedemikian, ceroboh, abai, dan ugal-ugalan di dalam menjamin keselamatan pasien dari penggunaan alat.

Hari ini, konteks lagi yang sangat fatal karena sangat tendensius, hari ini  tentu dalam konteks tidak hanya hari di mana ia mengatakan, namun dalam waktu terakhir, dekat dengan pernyataan dikatakan. Sebelum dibantah oleh pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pun, susah bisa menerima nalar cupet ini.

Kembali ke judul, mengapa receh? Karena harga selang itu bukan harga fantastis, sehingga BPJS, pasien, atau rumah sakit kesulitan mengadakan. Menurut penelusuran dari mesin pencari sangat mudah diketemukan, bahwa harganya kisaran tujuh ribu rupiah. 

Memang ada yang lebih mahal. Artinya, dengan uang Rp. 7.000,00 sudah bisa menggunakan alat baru, dengan risiko jauh lebih kecil bahkan mungkin risiko sama sekali tidak ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline