Liga champions kemarin meninggalkan kelucuan dan ketragisan karena blunder kiper Liverpool, sehingga menjadikan Madrid juara tiga kali berturut. Itu belum usai menjadi pembicaraan, piala dunia memberikan kelucuan sekaligus duka bagi beberapa tim atas kegagalan kiper yang melakukan hal yang fatal, padahal hanya karena sepele. Faktor bola turut menentukan nampaknya. Dua kiper berkaitan dengan Kroasia, yaitu Argentina dan Perancis, dan satu kiper berkaitan dengan Perancis, yaitu Uruguay, Portugal bagi Spanyo, dan Jerman bagi Korea.
Komentar De Gea
Jauh hari, kiper MU dan timnas Spanyol menyatakan bahwa bola buatan pabrikan Jerman ini aneh. Dan prediksinya kalau banyak tim akan kebobolan akibat tendangan jarak jauh, padahal usai ia menyelamatkan gawangnya dengan gemilang dalam partai persahatan. Eh di laga krusial piala dunia ia malah melakukan hal yang ia takutkan. Soal komentarnya mengenai bola bisa dilihat dalam artikel ini.
Hasil "kecerobohan" kiper ini berakibat fatal karena terjadi pada babak KO, di mana kekalahan sama juga tamatnya tim tersebut. Muslera yang cukup menjanjikan di babak penyisian, bahkan sempurna dengan point sembilan, ternyata membuang bola yang sederhana itu masih kurang kuat dan hanya melewati kepalanya dan tetap masuk ke gawang sendiri. Gol meint 61 ini membuat Perancis melaju dan akhirnya juara piala dunia edisi 2018.
Kiper yang satu ini memang bukan kiper utama timnas Argentina, kiper senior yang baru merasakan atmosfer piala dunia, tidak heran jika kaget dan membuat blunder yang mengangkat moral dan semangat Kroasia. Akhir tiga gol yang diawali karena kesalahan untuk mengumpan bola yang bisa diserobot oleh pemain lawan menjadi gol dan akhirnya Kroasi melaju hingga partai puncak. Argentina meskipun lolos babak kedua, tetap harus tergusur pada fase 32 besar.
Faktor pemain cenderung berperan bukan soal bola di sini. Gagap dan gugup sangat bisa dimaklumi.
Ini nampaknya karena unggul besar, jadi hilang fokus. Posisi 4-1 membuatnya tidak serius sehingga bola yang ia mainkan bisa diserobot Mandjukic dan memperkecil ketertinggalan. Kalau hal ini bukan karena kualitas bola sebagaimana keluhan De Gea.
Blunder ini soal konsentrasi bukan karena bola. Pilihan kiper yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dan bisa dimanfaatkan lawan dan gol. Main-main yang jadi masalah kecil, karena waktu dan selisih gol susah untuk bisa menjadi masalah besar.