Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

Empat Tahun di Kompasiana

Diperbarui: 2 Juni 2018   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Empat tahun di Kompasiana, banyak hal yang bisa dipetik. Statistik bagi saya pribadi sangat biasa, apalagi jika dibandingkan Kompasianer lain. Jauh dari itu semua bagi saya adalah, mendapatan pembelajaran, ilmu, dan pengetahuan, serta pengalaman menulis dan kehidupan.

Kebersamaan dengan beragam Kompasianer memberikan banyak warna dan indahnya hidup bagi maya ataupu  nyata. Bagaimana pengaruh dari rekan Kompasianer tetap berdampak, baik langsung ataupun tidak langsung.

Menambah saudara. Berapa saja yang akhirnya terhubung baik melulu melalui Kompasiana, namun juga media lain saling terkait dan berelasi lebih erat. Hal yang akan susah diperoleh dengan kesamaan kesukaan di dalam dunia tulis menulis.

Menambah ilmu dan ketrampilan menulis. Jelas saja ketrampilan ini hanya bisa terasah karena adanya interaksi baik komentar, artikel tanggapan, ataupun japri yang lain. Dari sana ada masukan, kritik, dan bahkan nyinyir sekalipun. Dengan demikian akan bersikap lebih bijak, tenang, dan menyoba tidak membuat provokasi. Hal ini bukan sekali jadi tentunya.

Menambah guru kehidupan. Begitu banyak  dan beragamnya latar belakang penulis dan tulisan, dari sana bisa belajar dan menambah ilmu, pengetahuan, dan pengalaman. Menghadapi orang yang tidak sepaham dan sejalan, atau bagaimana bersikap agar bukan menjadi kompor bagi pihak lain yang memang suka membuat keriuahan. Hal yang tidak gampang dan sesederhana tampilannya di kolom komentar.

Menambah keberanian di dalam menuangkan gagasan. Gagasan yang hanya dalam angan-angan akan seolah indah dan menarik, namun apakah demikian di depan khalayak ramai? Belum tentu, nah dengan menuliskan, kemudian menerima tanggapan, minimal dengan jumlah pembaca baru kelihatan benar bagaimana tulisan itu diterima. Pemikiran itu sudah dipahami atau malah menambah bingung.

Menambah keberanian melepaskan label dan pengikut yang tidak utama. Sering terjebak dalam keinginan untuk mendapat hits dengan jumlah tertentu, atau label baik pilihan, artikel utama, atau label penulis hijau atau biru. Padahal semua itu sejatinya bonus atas karya. Jika fokusnya pada label, pada jumlah pembaca, bisa kecewa dan enggan menulis lagi. Dibutuhkan keberanian untuk melepaskan keinginan mendapatkan label itu semua. Semua menjadi ringan dan menulis saja, apapun hasilnya.

Saling kunjung, vote, dan komentar. Ada yang mensiyalir klau kunjungan, vote, dan komentar itu ada imbal balik. Saya pribadi, kunjungan, vote, itu sebagai balasan atas atensi Kompasianer lain, bisa juga atas karya Kompasianer yang memang menarik dan membuat mampir. Soal akan mengunjungi balik atau tidak, bukan menjadi motivasi saya. Jika ada yang menilai demikian, kunjungan agar dikunjungi balik, ya sah-sah saja. Sangat wajar dinamika demikian, namun tentu ada yang tidak demikian.

Kesempatan belajar pada jenis tulisan lain dengan penilaian dari Admin dan rekan Kompasianer lain sangat membantu untuk berkembang dan menemukan "roh" di dalam menulis. Biasa opini, tidak ada salahnya menulis fiksi, atau reportase, atau sebaliknya. Dan tidak mudah kecewa dan putus asa jika memang belum bisa mendapatkan apreasiasi sebagaimana yang diharapkan.

Kebersamaan di Kompasiana bisa membuat pribadi semakin matang di dalam menulis, dengan belajar dari para "ahli dan pakar" bisa meningkatkan kualitas tulisan. Dengan mau belajar dan belajar.

Tidak perlu takut dan minder dengan tulisan yang selalu mendapatkan label ini dan itu. Jam terbang akan sangat membantu. Jika terpancang pada capaian Kompasianer lain, susah diharapkan menjadi lebih baik dan berkembang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline