Keberanian-keberanian Presiden Joko Widodo, ah buat artikel yang buat panas saja, toh kontekstual dan faktual, serta aktual. Penghargaan dari Afganistan tentu bukan hal yang main-main dan kecil, mau dikatakan ecek-ecek atau jelek, ya silakan, kalau puas dengan demikian.
Sangat dipahami bahwa pemerintah Afganistan memberikan penghargaan atas keberanian Presiden Joko Widodo tetap berkunjung, di tengah keadaan yang belum stabil dan baru beberapa saat ada bom yang menebarkan ancaman.
Tentu pemerintah dan rakyat Afganistan senang ada pemimpin negara sahabat datang. Seumpama keluarga yang mengalami musibah dan dikunjungi itu sangat senang. Jika dibatalkan pun mereka tidak akan bisa protes, karena memang kondisinya yang tidak memungkinkan.
Sangat wajar jika demikian sebenarnya, namun pilihan untuk tetap datang, memberikan poin khusus bahwa tidak kalah oleh teror. Negara sahabat pun merasa tersanjung bahwa sahabatnya tetap mau datang meskipun keadaan belum sepenuhnya aman dan jelas. (pasti akan ada yang ribut dan mengatakan ini dan itu, silakan).
Beberapa hal yang cukup berani dipilih presiden
Usai ditetapkan sebagai presiden terpilih dan dilantik, membuat gebrakan soal protokoler dan pengawalan yang menjadi kewenangan paspamres. Kebiasaan sejak wali kota dan gubernur yang blusukan dan dekat tanpa jarak, jika menggunakan pengawalan yang seperti biasanya, tentu membuat kesulitan tersendiri.
Kompromi dengan pihak keamanan pun diambil, tetap terjaga keamanannya, namun juga tetap bisa dekat dan tak berjarak dengan masyarakat, sebagaimana biasanya.
Keberanian fisik lainnya, usai dilantik dan menghadiri wisuda puteranya ke Singapura dengan menggunakan penerbangan komersial. Tidak heran banyak pro dan kontra terhadap hal itu. Sangat riskan memang, namun karena memang kepentingan pribadi, toh jug tidak apa-apa.
Dalam hal pilihan politis dan ekonomis. Pengurangan subsidi BBM yang biasanya menggunakan harga patokan, dibuat bisa naik turun sesuai dengan harga pasar. Gejolak awal dan biasa saja.
Pun dengan ide untuk satu harga BBM di seluruh Indonesia. Terobosan besar yang hingga kini pun belum bisa sepenuhnya terselesaikan. Tidak mudah yang bukan tidak mungkin itu, paling tidak sudah dimulai.
Pilihan Kapolri yang sangat rentan karena isu dukungan orang kuat dan partai kuat, tidak terbukti. Semua bisa berjalan dengan lancar dengan pendekatan yang tidak ribut dan ribet. Gegap gempita yang hanya gaungnya saja, semua bisa diatasi. Padahal bisa ke mana-mana jika tidak dengan berani mengambil sikap.