Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pendidikan Seksualitas Anak,
Berbicara mengenai kesehatan reproduksi remaja tentu berbagai aspek terlibat di dalamnya. Paling sering dibicarakan adalah sehat secara medis biologis semata. Bagaimana pun remaja juga perlu mendapatkan pendampingan untuk sehar secara spiritual, etis, dan psikologis sehingga mereka bisa lebih bertanggung jawab dan dewasa.
Sehat secara biologis medis
Paling banyak media menyajikan hal ini. Bagaimana seksualitas secara medis, yang menjadi titik pokok pembicaraan secara medis remaja sudah aman dan sehat, namun apakah demikian secara psikologi, etis atau moral, dan spiritual? Ruang lingkup yang terbatas, asal remaja tidak membahayakan diri secara seksual. Apa saja yang menjadi ruang lingkup sehat secara medis biologis ini, bisa dikupas sebagai berikut.
Free sex,bukan menjadi pokok pembicaraan karena secara biologis medis, asal sudah tahu konsekuensi, bahaya yang bisa dihindarkan, dan tidak ada pemaksaan, secara biologis medis tidak ada yang salah. Sudah puber berarti sudah siap berreproduksi, soal siap dan belum tidak menjadi pertimbangan, karena itu bisa masuk pada ranah psikologis dan etis-moral.
Bukan menjadi agen PMS,sepanjang tidak menjadi agen penyebaran penyakit menular seksual, secara medis biologis bisa dikatakan sehat. Misalnya memakai karet pelindung atau kondom ketika berhubungan badan. Aman dari PMS, soal zina kan ranah moral spiritual. Tidak heran banyak kampanye hanya berbicara pada taraf ini.
Safesex,pokok pembicaraan pada hubungan seksual yang sehat,a aman, dan tidak membahayakan secara kesehatan. Menggunakan kondom agar tidak tertular penyakit menular seksual, tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan, dan berujung pada aborsi. Semua bisa dinilai sehat secara medis dan biologis.
Sehat secara psikologis
Sikap dewasan tidak semata secara biologis semata namun juga ada sisi psikologis, di mana kedua insan itu tahu dengan baik dan bertanggung jawab dengan diri dan seksualitasnya. Mana yang boleh itu mengapa dan yang tidak boleh itu karena apa. ini ranah psikologis. Contoh, anak remaja bisa saling berkenalan, namun tentu ada batasan-batasannya. Batasan itu bukan karena mitos misalnya, atau karena kekangan orang tua, namun memang mereka belum bisa bertanggung jawab secara psikologis. Contoh dalam hal ini, remaja usia 14 tahun sudah bisa hamil dan menghamili, namun untuk bertanggung jawab tentu mereka belum bisa. Ini yang perlu dicermati, melihat perkembangan zaman, anak sepuluh tahun sudah tahu pacaran, namun risikonya apa mereka sudah tahu? Psti belum.
Sehat secara spiritualitas
Sehat secara spiritualitas ini sangat penting. Bagaimana pribadi itu bisa menghormati diri dan lawan jenis dengan baik. Pengertian dan pengetahuan kognisi bukan hanya tahu namun paham dan melakukannya di dalam tindakan nyata sesuai dengan pemahaman dan usianya.