Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

MSG, Salah Satu Sebab Korupsi, antara Menambah Rasa dan Ketidakpercayaan Diri

Diperbarui: 6 Mei 2016   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Delapan belas tahun lalu membuat laporan akhir mengenai zat satu ini, namun berhubung balik badan dan sama sekali tidak lagi menggeluti bidang yang sama, semua ilmu dan pengetahuan mengenai hal itu tidak ada yang teringat. (dulu juga tidak tahu)

Hati-Hati bagi Pemasak.

Pengalaman konkret, ketika beli makanan baik keliling atau di K-lima, seperti bakso, mie ayam, atau nasi goreng, coba katakan, “Maaf tidak usah pakai bumbu masak (MSG) maksudnya, mereka pasti akan kaget dan ada kecemasan. Mengapa? Mereka tidak yakin makanan yang ia sajikan sebenarnya enak. MSG seperti penambah kepedean saja dari penjual atau pemasak itu. Pemasak bisa siapa saja, misalnya ibu di rumah. Mereka khawatir masakannya tidak enak dan dengan gampang ditambahkanlah bumbu penyedap, praktis, murah meriah, dan jaminan gurih itu ada.

Sepanjang yang masih ada di otak, dan ingatan saya, memang belum ada penelitian yang membuktikan (’98 lho) bahwa MSG memberikan efek buruk secara signifikan, memang dikatakan bahan penyusunya memang memberikan efek ketagihan. Ini sepanjang sejarah pembuatannya memang kandungan yang membuat ketagihan sudah ada. Masih sebatas itu. Jumlah konsumsi yang dianjurkan juga relatif sangat rendah, dalam artian itu sangat wajar.

Persoalan adalah, banyaknya produsen termasuk pemasak (bisa ibu-ibu dan penjual) memotong kommpas karena biar cepat dan menarik, langsung saja taburkan MSG, bukan soal sehat atau tidak. Yang penting masakan dan makanan yang dijual dan disajikan laris.

Motivasi

Bukan masalah sehat yang menjadi  pertimbangan namun bahwa persoalan kepercayaan diri pemasak akan hasil masakannya. Ini persoalan mendasar bahwa banyaknya orang tidak pede dan mencari suplemen untuk menambah daya tarik dan daya jual.

Tidak jarang, potong kompas seperti ini banyak terjadi. biar tenar, mau jadi artis, gampang, serahkan kehormatan, dan harga diri. Ini gejala sangat umum. Orang abai akan proses namun menggunakan cara singkat dengan hasil yang cepat. Identik dengan pemasak yang tidak percaya diri masakannya enak, menambahkan penyedap secara berlebihan.

MSG dan Korupsi.

Tidak berlebihan mengatakan MSG dan korupsi, bagaimana kebiasaan tidak jujur, dengan masakan apa adanya itu dengan menutupi dengan bumbu masak menjadi kebiasaan. Padahal belum tentu semua orang suka dengan yang “semu” itu. Budaya menciptakan hal yang tidak sejati sebenarnya dimulai juga dari awal di rumah, salah satunya ini. Tidak heran orang menjadi abai akan yang esensial dan lebih memilih yang polesan.

MSG Kebutuhan atau Tambahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline