Presiden kita itu memiliki keunikan masing-masing. Kata sakti yang sering keluar dalam pidato atau pernyataannya pantas kita kenang dan ingat. Ada yang menggugah semangat, namun bisa pula membuat miris dan jerih ketika dikatakan.
1. Presiden I Sukarno: revolusi dan kemerdekaan
Berhubung belum mengalami dan sudah lama terjadinya, agak kurang familiar sebagaimana yang lain. Namun masa itu ada dalam keadaan kemerdekaan, dua kata itu paling tidak mewakili kata yang sering keluar dari mulut Bung Karno. Pidato, jargon, dan pembicaraan sekitar kata revolusi dan kemerdekaan tentunya.
2. Presiden II Soeharto: Pembangunan dan Tak Gebug
Pengganti Bung Karno ini paling suka akan pembangunan. Rakyat disemangati dan dicekoki dengan kata pembangunan, ada Repelita, Pelita, tinggal landas, dan semacamnya. Pusat pemerintahannya adalah pembangunan. Apapun dipakai untuk pembangunan, energi bangsa untuk membangun negeri. Ini yang baik.
Negatif dan paling menakutkan, tak gebug, baru dengar saja sudah keringat dingin. Gebug, itu memukul seperti untuk ular agar mati. Artinya, provokator, subversif akan dimatikan arti harafiahnya. Coba siapa yang berani kalau gebug itu artinya jangan macam-macam dan bisa mati kamu.
3. Presiden III BJ. Habibie: Teknologi dan Pesawat
Pak Habibie kalau mengatakan teknologi seluruh tubuhnya mendukung, bibir, mata, muka, tangan itu ikut memberikan ekspresi dan tekanan. Jiwa raganya itu teknologi. Khususnya jelas saja pesawat. Tidak teringat yang lebih khas karena hanya sejenak memimpin.
4. Presiden IV Gus Dur: Begitu kog repot
Andalan Kyai Humanis ini yang menilai banyak hal dengan enteng, begitu kog repot, bukan meremehkan, kecuali menghadapi DPR. Ungkapan yang pas di tengah bangsa yang sedang mengalami eforia, tentu kata-kata enteng begitu membantu bagi anak bangsa yang sedang menanggung beban berat antara ekonomi, politik, dan sosial yang gonjang ganjing dan tercabik-cabik juga oleh kerusuhan etnis dan kelompok. Begitu kog repot hidup jadi enteng dan mudah.
5. Presiden V Megawati: Wong Cilik