Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

(Catut the Series) Apa Khabar Seleksi Pimpinan KPK?

Diperbarui: 19 November 2015   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Persoalan catut mencatut membuat media dan masyarakat “lupa” akan kejadian yang juga menarik di Senayan. Tugas dewan adalah melakukan seleksi hasil dari pansel yang ada. Namun sekarang ini malah berkutat pada panselnya yang seolah akan dibawa mereka melanggar hukum. Sangat mengkhawatirkan karena energi dan perhatian kita ke kasus sang ketua, dan kejadian di komisi III luput kita saksikan dan kritisi dengan baik.

Tugas komisi III itu memilih lima dari delapan yang diajukan oleh presiden hasil dari pansel. Waktu terus berjalan, pertengahan Desember hampir semua pimpinan KPK telah habis masa baktinya, namun mereka sepertinya mengulur-ulur waktu yang sangat mendesak ini. Nanti alasan menyalahkan pemerintah, padahal pemerintah telah menyerahkan nama-nama itu sejak September lalu.

Ada ide karena bisa 90 hari kerja, setelah 5 Oktober sebagaimana mereka menerima surat itu, berarti hingga Februari. Ini kan sudah ngawur, kinerjanya habis Desember seleksinya hingga Februari. Dengan ringan mereka bisa mengatakan presiden terbitkan kepres untuk angkat pelaksana tugas. Padahal pelaksana tugas itu sangat terbatas kewenangannya. Kembali akan menyerang presiden tidak cepat dalam mengadakan seleksi.

Pertanyaan mendesak ialah, apa sih kerja mereka yang sepertinya sangat sibuk dan tidak sempat mengadakan seleksi pimpinan KPK ini? Sama sekali tidak ada. Panggil sana panggil sini sebagai wujud reaksi semata atas kejadian yang ada. Membuat undang-undang juga masih minim, mengawasi apa juga yang dilakukan, satu yang mereka semangat soal anggaran.

Mengulur-ulur sehingga KPK lumpuh tidak berlebihan dituduhkan kepada mereka entah pimpinan, komisi tiga, atau siapa. Surat dari eksekutif September, Oktober awal dibacakan di sidang paripurna. Hingga mendekati pertengahan November mereka baru menindaklanjuti surat itu. Sekian lama diam saja, nanti ketika mendekati waktu reses langsung kejar-kejaran dan hasilnya bisa ditebak ala kadar.

Kedua, malah banyak mengurus soal panselnya daripada urusan seleksinya, kalau demikian akan mengulang lagi dari awal, akan begitu? Kalau iya, jelas pelemahan KPK yang terpampang. Ini jelas terlihat ketika menyatakan pansel lebih berkuasa daripada dewan, yang naga-naganya akan mendelegitimasi hasil pansel ini. Ada waktu tidak digunakan, ketika sudah mendesak malah mencari-cari kelemahan, dan ujung-ujungnya hasilnya ala kadar atau menyelahkan pihak lain.

Dewan kali ini lebih baik bubar saja, belum lagi pimpinannya yang begitu, anak buahnya tidak juga berbeda. Kasus pimpinan ini tidak boleh melupakan adanya peristiwa yang tidak kalah pentingnya yang sedang mereka mainkan.

Sepertinya mereka sangat-sangat sibuk kerja, namun mana hasilnya? Urusan mereka sendiri. Mereka itu wakil rakyat bukan mewakili kesejahteraannya. Kinerja sendiri masih amburadul malah masuk ke kinerja eksekutif, makin kacau lagi.

Hati-hati KPK akan dilemahkan dan dihancurkan oleh pola pikir dan kerja dewan yang sangat tidak profesional. Memang masih ada yang kinerjanya baik, namun kalah oleh yang mayoritas. Dan itu tahu sendirilah bagaimana mereka.

Salam Damai




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline