Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

Adakah Agenda Terselubung PKS Mengekor Partai Nasionalis?

Diperbarui: 30 September 2015   10:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berbicara PKS sulit dilepaskan dari sikap curiga karena pembawaannya yang sering main dua kaki. Di daerah Islam tidak kuat mereka membuka bagi kesempatan bagi penduduk atau masyarakat yang kuat di sana, seperti Bali, NTT, dan beberapa kabupaten lain. Bukan hanya sekali model ini mereka terapkan, namun berkali-kali, namun dalam artikel ini hanya hendak menyorot sepak terjangnya berkaitan dengan Demokrat, Gerindra, dan Nasdem yang masih sangat dini.

Demokrat.

Dua periode parpol baru yang gagap memimpin memerlukan banyak teman, dan PKS merupakan sekut paling getol dalam mendukung. Meskipun nasionalisme Demokrat tidak begitu jelas dan pasti, namun sangat penting bagi PKS yang mendempel kekuasaan. Perjalanan waktu memberikan bukti jauh dari apa yang mereka katakan. Duri dalam daging bahkan telah menjadi bisul di pantat bagi Demokrat. Berkali-kali mereka berseberangan dengan frontal terhadap kebijakan Demokrat, dan aneh bin ajaib malah bergadeng mesra dengan PDI-P. Soal BBM, soal Century, dan bebeberapa kali mengenai hal yang menjanjikan bagi kepentingan mereka. Kontribusi buruk bagi Demokrat selain menambah galau Pak Beye. Demokrat kelihatan gagal dalam memimpin koalisi pemerintah dan jelas sulit mengembalikan nama buruk yang dilakukan oleh pihak lain tanpa mereka sadari.

Gerindra

Anak baru yang sangat menjanjikan bagi PKS. PKS langsung menjadi pendukung pertama dan utama, terutama selama pilpres. Komentar dan cara kampanye terutama oleh Fahri Hamzah justru menghancurkan KMP. Kemengana KIH sangat ditentukan blunder PKS dengan corong cybernya yang berkampanye buruk. Pernyataan yang maaf bodoh dan kekanak-kanakan sangat memberati Prabowo dan fatalnya disambar dengan baik oleh Fadli Zon yang tidak tahu atau tidak sadar telah masuk perangkap pada permainan kacau PKS. Hingga hari ini kelihatan mereka tidak peduli akan kebersamaan dengan Gerindra. Agenda untuk merusak Gerindra telah sukses dengan gilang gemilang.

Nasdem

Peristiwa yang masih sangat dini karena baru awal ketika persidangan OCK dengan GPN menyebut ada pertemuan dengan Pak Paloh. Tidak heran kalau OCK terkesan hendak memutus tidak sampai ke partai, namun apa lacur telah keluar pernyataan ada pertemuan dengan petinggi Nasdem.

Mengapa Nasionalis?

Mereka sangat tidak suka akan nasionalisme. Apapun diusahakan agar partai nasionalis tidak berkembang menjadi besar, kalau tidak mungkin mereka akan merusaknya dari dalam. sudah jelas dialami Demokrat dan Gerindra, serta Nasdem mengantre untuk diremuk.

Golkar. Menarik mengapa mereka tidak merusak Golkar. Pertama Golkar partai kawakan yang telah makan asam garam sulit bagi mereka yang anak kemarin sore untuk main-main dengan Golkar. Tidak heran mereka malah bersekutu erat dalam berbagai isu strategis. Kedua, Golkar yang banyak faksi tentu ada celah untuk hancur dan mereka menunggu waktu yang tepayt untuk ikut bermain di sana.

PDI-P. Mereka kesulita masuk pada Megawati. PDI-P adalah Megawati, ketika tidak bisa masuk ke sana, lebih baik main aman dengan menempel ketat ketika ada keputusan strategis. Kedua PDI-P paska Megawati juga sangat riskan, mereka menunggu saat itu. Target jangka panjang jelas Golkar dan PDI-P. Tiga partai yang belum benar-benar solid ini mereka mainkan dan bisa menghasilkan hasil yang baik bagi mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline