Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

Yang Muda yang Terjerat Korupsi

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang Muda Yang Terjerat Korupsi

Pak karno menyatakan beri saya sepuluh pemuda maka akan aku gocang dunia. Atau ungkapan kuno yang menyatakan pemuda harapan bangsa, namun ada pula muda foya-foya tua masuk surga.

Pemuda memang memegang peran vital, namun ironis saat kaum muda Indonesia malah masuk bui karena korupsi. Tentu tidak sembarang orang yang bisa korupsi karena dia adalah penyelenggara negara. Muda sudah menyelenggarakan negara, sebagian harapan pepatah dan Bung Karno sebenarnya telah terjadi.

1.Andi Malaranggeng

Pemuda gagah dan harapan masa depan bangsa ini, pernah mengatakan bahwa Pak Jusuf Kalla bukan presiden dari Makasar saat pemilu 2009. Apa maksudnya? Bahwa dialah yang akan menjadi orang Makasar pertama sebagai presiden di RI bukan Pak Jusuf Kalla. Lima tahun menjadi jubir presiden Susilo Bambang Yudoyono, kemudian naik kelas menjadi Menteri Pemuda dan Olah Raga. Menteri Pemuda denga darah muda yang segar sehingga mampu menghantar Indonesia peringat Pertama di sea Games yang lama tidak pernah dicicipi. Sayang seribu sayang, proyek mega, menggelincirkannya ke dalam tahanan KPK. Bantahan demi bantahan tidak bisa melepaskannya dari jerat KPK.

2.Angelina Sondaag

Puteri Indonesia, muda, meroket dalam bidang politik, menikah dengan artis pula, namun berdua lebih memilih dunia politik yang malah menghancurkan hidupnya dengan meratapi masa mudanya di balik jeruji besi. Anggota dewan yang terlenal dengan “Katakan tidak pada korupsi” sebagai bagian promosi kampanye 2009, jatuh dalam lembah korupsi dengan sandi apel malang untuk rupiah dan apel washington untuk dollar yang hendak didistribusikan.

3.Anas Urbaningrum

Pribadi kalem dan tidak meledak-ledak, jauh dari kesan sangar sebagaimana orang Jawatimuran, tidak ceplas-ceplos dan cenderung lembut untuk orang yang lahir, besar, dan kuliah di Surabaya. Rintisan karir di KPU kemudian melompat ke parpol sebagai suatu perbuatan yang sebaliknya dengan pemain bola, yang masa tua menjadi wasit, kalau dia ini dari wasit ke pemain bola. Selesai menjadi pengatur pemilu menjadi pemain dalam pemilu, bahkan mencapai puncaknya dengan menjadi pimpinan umum partai yang sedang naik daun dan milik presiden saat itu. Celoteh Nazarudin, bendaharanya membawanya menemani koleganya ke balik sel di KPK.

Tiga dari sekian banyak pelaku-pelaku korup yang masih muda usia, gelimang harta dan materi membuat mereka silau. Kemegahan, kegagahan, dan harapan muda itu, sekarang meredup dan malah terhalang oleh tembok tebal penjara.

Salam Damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline