Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

Begal Motor dan Begal Berdasi

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Media ramai memberitakan mengenai begal motor yang tiba-tiba memperoleh perhatian, razia preman yang makin intensif. Kedua penyakit masyarakat itu sejatinya sejak lama telah ada dan laporan demi laporan tidak ada tindak lanjut dan penyelesaian.

Semoga saja perasaan dan pemikiran saya tidak terbukti dan memang benar-benar pemberantasan pekat dengan tulus oleh kepolisian. Saya sedikit curiga dan berpikir negatif mengapa ketika ada kasus KPK dan polisi langsung ada kejadian yang demikian ini.

Pemberitaan mulai bergeser dan memberi perhatian mengenai begal ini. Rakyat terutama pelaku aktivitas malam baik pekerja pabrik atau tukang ojeg tentu gelisah dan khawatir dengan keadaan demikian. Polri yang berwenang mengawal keadaan dan keamanan menggunakan kesempatan untuk menunjukkan kemendasakan peran mereka dibandingkan KPK selaku rival mereka.

Penangkapan preman di mana-mana, bahkan sering salah tangkap juga. Padahal preman ataupun pengemis sudah lama di depan mata, mengapa baru sekarang bergerak dan bertindak untuk mengatasinya. Sekali lagi boleh kan kalau ada pemikiran diberi tampilan heroik kecil-kecil agar yang besar bisa terselamatkan.

Begal berdasi dan berpangkat.

Korban bukan hanya satu dan keluarganya. Bayangkan begal itu jelas merugikan satu orang dan keluarganya, bukan hendak mengecilkan kebiadaban dan kejahatan mereka, namun koruptor itu jauh lebih merugikan dan kita semua kena imbasnya. Jalan yang harusnya mulus menjadi berlobang karena anggarannya telah disunati, keamanan yang harusnya ditanggung negara dilimpahkan kepada masyarakat untuk hati-hati, karena agji aparatnya terpotong akibat sudah masuk ke rekening pribadi. Pekerjaan yang bisa diperoleh telah disabot karena kenalan pejabat dan memiliki uang yang berlimpah.

Begal berdasi apalagi yang berpangkat ini jauh lebih menakutkan karena hasil yang diperoleh jelas jauh lebih besar, bisa membeli hukum, bisa mempengaruhi saksi, hakim, jaksa, dan tentunya pengacara. Hukum terbeli dan terintimidasi pelaku peradilan, maka begal bisa berkeliaran dan memperoleh hasil yang jauh lebih banyak lagi.

Baik begal jalanan ataupun begal berdasi harus diberantas. Polri dan KPK masih perlu ada, demikian juga dengan hakim dan jaksa yang bersih bekerja sekuat tenaga, dengan rakyat yang mendukung dan mendoakan agar makin tercapai negara yang sejahtera.

Semoga apa yang saya pikirkan mengenai kinerja polisi berkaitan dengan begal dan preman bukan nyata dan tidak terbukti, dan makin memberikan keamanan yang makin baik. Keadaan aman tenteram yang benar-benar aman bukan buatan karena kepentingan.

Semoga pembersihan begal berdasi dan berpangkat juga benar-benar terjadi, bukan balas membalas dan asal bukan temanku aku bui. Begal berdasi sadis dengan kamuflase bahasa halus, intelek, dan santun, namun akibatnya jauh lebih menakutkan.

Kinerja yang sinergis, bukan saling meniadakan dengan cara curang dan tidak sportif tentu akan membawa bangsa makin sejahtera dan disegani di seluruh dunia. Kita dilecehkan dan dihina negara asing bukan karena mereka besar dan kuat, namun karena kita sendiri tidak bangga dengan kebangsaan kita dengan perilaku buruk kita.

Salam Damai...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline