Yang Lucu dan Menarik di Rumah Kami Berkaitan dengan Bahasa
Di rumah kami, di sebuah kampung di Simalungun, ada lucu-lucunya, menurutku. Yang paling lucu adalah: Mamakku kalau ngomong pakai bahasa Toba, bapakku pakai bahasa Simalungun.
Mamak nggak pernah berbicara sama bapak pakai bahasa Simalungun, dan sebaliknya, bapak nggak pernah berbicara sama mamak pakai bahasa Toba. Jadi mereka pakai bahasa masing-masing. Begitulah kehidupan mereka sehari-hari.
Selama ini kukira itu hal biasa-biasa saja, tetapi semakin kuperhatikan, ya, itu lucu...!
Kalau kami bertiga, aku dan kedua adekku, kami lebih cenderung berbahasa Simalungun daripada Toba. Jadi, mamak sendirian saja terus sepanjang waktu, yang berbahasa Toba di rumah. Kami semua ngertilah apa yang dikatakan mamak itu.
Aku beruntung juga mamak dan bapakku berbicara satu sama lain pakai bahasa yang berbeda karena aku pun jadi terbiasa dengan kedua bahasa mereka, di samping bahasa Indonesia.
Kami dari kecil memang dilatih berbahasa Indonesia. Kami otomatis bisa berbahasa Simalungun karena lingkungan di mana kami tinggal, di Simalungun.
Inang, ibu dari ayahku, lahir dan tinggal di Simalungun. Opungku yang laki-laki, suami dari Inang, lahir dan besar di Pulau Samosir. Jadi, Inang sering ke Samosir terutama kalau ada acara-acara adat yang bagi orang Batak wajib untuk hadir.