"Kerinduan Yang Tak Mengenal Batas"
Kehidupan keluargaku adalah keluarga sedehana dengan mata pencaharian ayahku seorang seorang pendidik ( guru ) dan ibuku seorang ibu rumah tangga yang merawat dan mengasuh kami anak anak yang berjumlah 8 orang bersaudara .Namun kasih dan perhatian mereka tidak pernah pudar dalam menyekolahkan kami menjadi manusia yang berguna bagi sesama di mana saja kami berada .
Setelah menamatkan pendidikanku di sekolah perawat kesehatan ada kerinduan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi namun karena adik adikku membutuhkan sekolah dan atas saran orang tuanku, Aku melamar pekerjaan di suatu pelayanan kesehatan terdekat dengan orang tuaku . Namun ada kasih Tuham lewat guruku aku di daftarkan ke pendidikan lanjutan sekolah kebidanan dan itu adalah jurusan yang aku tidak sukai namun menghargai guru dan sahabat perjuanganku aku mengikuti sebuah test masuk dan dalam pengumuman kelulusan ada namaku di sana ,,,aku tidak bisa menolak aku mengikuti pendidikan itu selama 1 tahun hingga mencapai garis finish.
Dengan menyelesaikan pendidikan di atas aku di angkat menjadi tenaga kesehatan yang melayani di desa yang terpencil dengan sebutan pegawai tidak tetap kontrak Nasional dengan perjanjian kontrak 3 tahun baru di perbolehkan mengikuti seleksi cpnsd. Aturan wajib di laksanakan, Ada kebanggaan namun ada perasaan berat di pundak ketika di usia masih muda 18 tahun aku harus di panggil ibu dan menolong seorang ibu yang melahirkan dengan bekal ilmu yang aku dapatkan dalam pendidikan dan atas penyertaan Tuhan aku bisa melewati ini dengan melayani di sebuah desa selama 5 tahun
Seiring berjalannya waktu ada kerindukan dalam diriku untuk melanjutkan pendidikan namun apa daya aku tidak mempunyai biaya untuk lanjutkn pendididkan karena orang tuaku menbiaya adik adik yang melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Dapatkan mimpi ini ku gapai? Rancangan Tuhan yang terbaik dalam hidupku ketika mengikuti seleksi cpns yang ketiga kalinya aku lolos menjadi seorang Pegawai Negri Sipil, ada luapan kesenangan tersendiri dalam hidup ku karena bagiku ini awal dari rinduku untuk melanjutkan pendidikan.
Dalam diriku ada kerinduan 2 tahun bekerja di bidang ku seorang bidan PNS aku wajib lanjutkan impian ku di dunia pendidkan namun yang aku dapati tidak mendapatkan hal itu dari atasanku dengan suatu alasan yang tidak pasti ...Kembali dalam rutinitasku dalam pelayanan 2 tahun kemudian aku ajukan lagi kerinduaanku untuk sekolah hal yang sama aku temui gagal mendapatkan ijin.
Rencana Tuhan tak dapati di selami olah manusia demikianlan diriku merasakan hal itu di waktu yang saya tidak pernah duga di sana seorang sahabatku memberikan informasi kalau ada peluang sekolah namun dengan profesi yang berbeda dengan profesiku saat itu . Tantangan baru akan hal ini namun keputusan segera aku ambil karena ini suatu peluang yang aku rindukan walau profesi yang berbeda.
Dengan semangat yang ada dalam diriku dan dukungan dari keluarga kecilku, suamiku mengjijikan untuk aku melewati perjuagan ini melanjutkan pendidikan ke D3 dengan beban anak baru usia 8 bulan ....atas Anugrah dan Penyertaaan Tuhan yag tak berkesudahan dalam kehidupanku Pendidikan D3 aku lewati dengan segala cerita suka duka dalam kuliah .
Kembali rutinitas dalam pelayanan kepada sesama di bidang kesehatan ... dan kerinduaan untuk melanjutkan pendidikan dalam diriku kembali membara untuk melanjutkan ke pendidikan jenjang S1 karena bagiku pendidkan untuk hal yang wajib aku kejar dan gapai dalam kehidupan ku , yang temui suatu kegagalan rekomendasi hal itu tidak aku dapatkan atau Rekomendasi dari Pimpinan tidak aku dapatkan.
Dan untuk melanjutkan pendidikan lanjutan bagi daerahku yang terpencil dan terbelakang dari dunia pendidikan ini suatu hal yang sangat sulit karena sarana pendidikan di daerahku tidak tersedia sehingga harus menganyunkan langkah ke pulau lain untuk mengejar cita citaku. Ada kecewa dalam diriku namun ku percaya itu bukan waktuku namun waktu Tuhan yang terbaik dalam diriku
Ketika aku meminta Tuhan kabulkan permohonan doaku untuk mengapai mimpiku namun Tuhan ijinkan dalam kehidupanku sang Ayah di panggil kembali berpulang ke rumah bapa sorwani, dan setahun kemudian ibu kekasih menyusul mengikuti bapa berpulang ke rumah bapa sorgawi, dukacita yang mendalam adalah kehilangan dari orang yang aku kasihi dan sayangi. Ada beban baru dalam kehidupan ku menjadi orang tua bagi adik adikku dengan keluarga kecilku , akankah ku gapai mimpi indah lanjutkan pendidikan?