Lihat ke Halaman Asli

Paulina Kristi Larasati

Peserta KKN BTV 3 Universitas Jember

KKN BTV 3 UNEJ: Peran Mahasiswa dalam Mengembangkan Produk UMKM di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 29 Agustus 2021   13:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Jombang (29/08/2021) Desa Ngampungan adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Desa Ngampungan terdiri dari tiga dusun yang meliputi Dusun Ngampungan, Dusun Wungurejo dan Dusun Sumberdadi.

 Desa Ngampungan memliki luas wilayah 557,63 hektar. Selain Kekayaan sumber dayaalam, letak geografis Desa Ngampungan yang strategis dan merupakan jalur transportasi yang mempertemukan empat desa yaitu Desa Mundusewu, Desa Pakel, Desa Karangan, Desa Bareng dan Desa Jenis Gelaran hal ini dapat mendukung baik dari segi ekonomi maupun  sosial budaya yang ada di Desa Ngampungan. Mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Ngampungan bergerak dibidang pertanian. Sehingga hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa sektor pertanian memiliki peran yang cukup penting dalam bidang ekonomi masyarakat. Selain berprofesi sebagai petani, beberapa masyarakat Desa Ngampungan juga memiliki usaha mikro kecil menengah atau yang biasa disebut sebagai UMKM.

Pandemi virus corona atau covid-19 yang terjadi diseluruh belahan dunia tak terkecuali Indonesia memliki dampak yang cukup besar dalam berbagai aspek salah satunya adalah aspek perekonomian. Pemerintah Indonesia membuat beberapa kebijakan untuk memutus rantai penyebaran virus covid-19, mulai dari memberlakukan sistem belajar di rumah untuk siswa dan mahasiwa, sistem kerja di rumah untuk para pekerja, pemberlakuan social distancing, dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau yang disebut dengan PPKM. Karena hal ini aspek perekonomian mengalami dampak yang cukup besar, UMKM salah satunya terkena imbasnya. 

Melalui KKN Back To Village 3 yang diadakan oleh LP2M Universitas Jember diharapakan mahasiswa (Paulina) dari kelompok 49 dengan dosen pembimbing lapangan Ibu Ikarini Dani Widiyanti S.H., M.H. memiliki peran penting untuk membantu dan memberikan inovasi bagi UMKM yang menghadapi masalah dalam usahanya ditengah pandemi ini. Ibu Heni adalah salah satu pelaku usaha yang memiliki bisnis keripik singkong di desa Ngampungan. Dari hasil wawancara, beliau mengatakan bahwa pandemi memiliki dampak yang signifikan bagi usahanya. Selain itu keinginan untuk keripik singkongnya lebih banyak dikenal orang juga terhambat akibat adanya pandemi ini. 

"Keripiknya saya ini mau saya titipkan kesaudara saya di Surabaya untuk dijual disana, tetapi terkendala karena PPKM ini." begitulah penuturan Ibu Heni terkait kesedihannya melihat kondisi saat ini. Dari hasil wawancara Paulina dengan Ibu Heni, ada beberapa inovasi yang dapat digunakan sebagai solusi untuk mengembangan produk UMKM milik Ibu Heni. Pertama yaitu pemberian logo atau branding untuk produk Ibu Heni yang kedua yaitu perombakan kemasan yang awalnya hanya dijual grosir ke tengkulak diharapkan kedepannya dapat juga dijual dalam kemasan yang lebih ekonomis, kemudian yang ketiga yaitu memberikan informasi pengenalan dan pelatihan penggunanaan media online sebagai marketpalce sehingga diharapkan dengan adanya logo produk atau branding serta pemanfaatan media online yang baik, produk milik ibu heni dapat lebih dikenal orang dan bisa meningkatkan pendapatan.

 

dokpri

Dalam masa program KKN selama 30 hari ini Paulina berencana memberikan 4 pelatihan pengembangan produk keripik singkong milik Ibu Heni. Pelatihan pertama akan digunakan untuk memberikan informasi penting mengenai pemasaran dan seberapa pentingnya branding bagi produk usaha milik Ibu Heni. Karena dari wawancara telah dilaksanakan keripik singkong milik Ibu Heni belum memliki logo produk sendiri. Kemudiam untuk pelatihan kedua akan dilanjut dengan pelatihan penggunaan pembuatan logo produk dengan menggunakan media desain yang paling sederhana dan mudah untuk dipelajari oleh pemula. 

Dalam pelatihan kedua ini Paulina juga akan memeberikan inovasi untuk kemasan yang lebih ekonomis sehingga para pembeli keripik singkong milik Ibu Heni tidak hanya tengkulak atau pembeli grosir aja tapi juga dapat menjangkau seluruh kalangan masyakarat. Berikutnya yaitu pelatihan ketiga akan digunakan untuk mengenal media online sebagai market place salah satunya adalah shopee, Paulina akan membantu dan membimbing Ibu Heni dalam proses pendaftaran dan penggunaan akun shopee.

Pelatihan terakhir atau yang keempat direncanakan akan digunakan untuk mengevaluasi serangkaian pelatihan yang telah dilaksanakan. Dengan adanya pelatihan yang telah dilakukan oleh mahasiwa Univesitas Jember melalui KKN Back To Village 3 diharapkan ditengah Pandemi Covid-19 ini produk UMKM salah satunya milik Ibu Heni dapat tetap berjuang bertahan dengan terus mengembangan produk mereka sehingga produk mereka dapat lebih dikenal oleh seluruh kalangan masayarakat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline