Lihat ke Halaman Asli

Inna.pay

Animal lover

Terjebak di Ujung Selatan Indonesia

Diperbarui: 5 Mei 2020   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini adalah hari terakhir kami di kampus, ujian semester telah selesai dan waktu liburan pun tiba. Teman-teman saya mulai mengadakan rencana liburan mereka. Ada yang ingin pulang ke kampung halaman mereka, ada yang memilih untuk tetap tinggal di Kupang karena kekurangan biaya dan ingin belajar agar cepat-cepat wisuda.

Edo, salah satu teman saya memanggil saya untuk berdiskusi tentang liburan. Tiba – tiba, teman saya Ranti pun datang dan ikut berdiskusi dengan kami. Tidak lama berbasa-basi kami memutuskan untuk berlibur ke pulau Rote. Edo pun mengajak Bugi dan Jacob, sedangkan Ranti mengajak Mimi. Kami sepakat akan berangkatpada hari senin depan. Tetapi saya merasa gelisah karena, belum meminta izin kepada orang tua saya. Dengan rasa takut dan keyakinan yang hampir pudar, saya  terpaksa harus memohon izin pada ibu saya.


‘Mama, saya dan teman-teman saya mau liburan ke Rote, boleh atau tidak?’ kata saya.


‘Tidak boleh, ini bulan Februari laut pasti sedang mengamuk, dan sekarang sedang bulan hujan’ jawab ibu saya.


‘Tapi Ma, saya sudah membeli tiket kapal, masa mau dibuang?’ Kata saya.


‘Saya tidak akan meminta uang pada Mama, saya mempunyai uang tabungan , ayolah Ma’ jelasku.


‘Baik, kamu boleh pergi hari senin’ jawab ibuku. Saya memeluk ibuku sebagai tanda terima kasih dan ungkapan kebahagianku.


Hari senin pun tiba, pesan whatsapp berbunyi mewarnai handphone saya,’ayo cepat siapnya, aku mau jemput’ kata Jacob kepada saya. Saya segera berlari ke kamar mandi dan menyiapkan barang-barang yang diperlukan. Jakob menjemput saya, kami berkumpul di kos-nya Edo dan berdoa lalu berangkat ke pelabuhan. Sungguh sial, perjalanan kami dihiasi oleh hujan yang sangat deras. 

Saya mulai merasa takut karena memaksa ibu saya menyetujui perjalanan liburan saya. Sesampainya di pelabuhan, betapa kagetnya kami ‘penumpang di harapkan masuk secepatnya, 3 menit untuk lepas jangkar’. Kami memacu kecepatan motor, dan syukurnya kami masih masuk. Setelah beberapa jam, kami pun tiba di pelabuhan Ba’a, Rote. Kami sangat bahagia, karena kami tiba dengan  selamat, kami memulai perjalanan ke rumah teman saya untuk menginap selama beberapa minggu.


Hari pertama di pulau Rote sungguh menyenangkan, kami di terima baik oleh keluarga teman saya disana, hari kedua kami memulai perjalanan wisata kami. Kami pergi ke ‘Tangga 300’ yang letaknya bersebelahan dengan “Bukit Manda’o”. 

Semangat kami untuk berlibur membuat kami menabrak hujan lagi untuk mencapai tempat wisata tersebut. Kami basah-basahan hanya untuk melihat seluruh pulau Rote dari ketinggian ‘Tangga 300’. Hujan yang sangat deras tidak bisa memudarkan warna biru langitnya air laut di sekitar suatu pulau, yang tidak ada penghuninya. Pulau itu bernama ‘Pulau Ndana’, kami sempat dibuat penasaran tentang pulau itu. Kami dapat melihat banyaknya rusa dan kerbau di pulau itu. Setelah kami menikmati indahnya pemandangan alam dan berolahraga di tengah hujan yang sangat deras. Kami bersemangat mendaki tangga yang berjumlah hampir 500 itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline