Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Bina Iman Anak bagi Anak-Anak Katolik

Diperbarui: 14 Mei 2024   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagi Umat Katolik sedari kecil atau yang telah memiliki anak, tentu tidak asing dengan kegiatan yang bernama Bina Iman Anak. Biasanya kegiatan BIA dilakukan setelah Misa selesai. Kegiatan BIA telah dilaksanakan hampir di seluruh paroki di Indonesia.  Dengan adanya BIA, para orang tua terbantu dalam mendidik anak-anak mereka secara Katolik.

Tujuan diadakannya BIA ialah mendidik anak-anak untuk memiliki sikap dan wawasan iman kristiani serta mampu mengekspresikan dan menjalankan imannya sesuai dengan usia mereka. Gereja sadar bahwa anak-anak merupakan penerus masa depan Gereja. Maka, besar harapan agar anak-anak dapat berperan aktif dalam karya pewartaan kabar Sukacita di tengah masyarakat. Dalam Konsili Vatikan II dikatakan bahwa pendidikan iman Kristiani bertujuan membantu setiap orang beriman Katolik agar memiliki kedewasaan iman serta aktif terlibat dalam kehidupan Gereja dan masyarakat.

Melalui dokumen Lumen Gentium art. 11, Gereja  sadar bahwa di dalam keluarga lahirlah warga-warga baru Gereja, yang diterima melalui berkat rahmat Roh Kudus karena dibaptis, dan diangkat menjadi anak-anak Allah. Melalui dokumen ini, Gereja secara tersirat mengatakan bahwa keluarga memiliki peran penting di dalam pembinaan iman anak. Hal ini karena keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam pendampingan iman anak. Di dalam keluarga, anak-anak memahami nila-nilai kehidupan, dan nilai-nilai Kristiani. Oleh karena itu, keluarga memiliki kewajiban untuk mengusahakan pendidikan anak, secara khusus dalam hal iman. Kewajiban ini merupakan perwujudkan konkret dari janji yang diucapkan orang tua kepada Tuhan melalui sakramen perkawinan, yaitu untuk mendidik anak-anak sesuai dengan iman Katolik.

Kegiatan Bina Iman Anak memiliki ciri khas yang berbeda dari sekolah pada umumnya. Perbedaan ini terletak pada suasana yang diciptakan di dalam kegiatan ini. Suasana yang dimaksudkan di sini ialah suasana yang menyenangkan. Seperti yang diketahui banyak orang,  suasana menyenangkan sudah melekat dalam diri anak-anak. Suasana menyenangkan ini penting dan perlu untuk diciptakan, agar anak-anak merasa nyaman dan selalui ingin berkumpul dengan teman-teman serta dengan pendamping/pembinanya.

Pax et Bonum!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline