Lihat ke Halaman Asli

4 Sifat Gereja Katolik

Diperbarui: 14 Mei 2024   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Gereja Katolik merupakan salah satu denominasi Kristen tertua dan terbesar di dunia. Hampir di semua negara terdapat Gereja Katolik yang berpusat di Vatikan sebagai tempat Takhta Suci. Sebagai agama, Gereja Katolik tentunya memiliki fondasi dan ajaran yang kuat sehingga dapat bertahan selama berabad-abad, salah satunya ialah pemahaman mengenai 4 Sifat yang ada di dalam Gereja Katolik. 4 Sifat tersebut ialah Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik. Lantas, apakah makna dibalik sifat-sifat tersebut?

1. Gereja yang Satu

Seluruh jemaat yang berada di bawah naungan Gereja mengarah pada Allah Tritunggal Mahakudus serta dibawah naungan Primasi Paus sebagai penerus Rasul Petrus yang menjadi wakil Kristus di bumi (Yoh 10:16). Semua anggota Gereja juga bersatu salam satu pengakuan iman, sakramen, dan liturgi. 

2. Gereja yang Kudus

Gereja mengarahkan semua umat kepada hidup dalam kekudusan. Sebagaimana dinyatakan, "kamu telah memperoleh urapan dari Yang Kudus, (1 Yoh 2:20) yakni dari Roh Allah sendiri. (bdk. Kis 10:38)  Gereja menjadi sarana Allah untuk menguduskan dalam kehadiran Sang Putra, Yesus Kristus dan penguatan dalam Roh Kudus. Kekudusan menjadi tujuan dari semua karya Gereja dan terus menerus diwujudkan oleh anggota Gereja (1 Tes 4:3)

3. Gereja yang Katolik

Katolik secara harafiah memiliki arti sebagai Universal/Umum. Bersifat universal artinya Gereja Katolik itu mencakup semua orang yang telah dibaptis secara Katolik di seluruh dunia di mana setiap orang menerima pengajaran iman dan moral serta berbagai tata liturgi yang sama di manpun berada. Dengan kata lain, Gereja mau merangkul semua manusia dari berbagai bangsa, budaya, bahasa, tempat dan waktu. Karena rahmat Allah diberikan kepada seluruh umat manusia yang dinyatakan dalam Gereja Nya (Ef 1:23)

4. Gereja yang Apostolik

Berlandaskan pada ajaran dan iman yang diwariskan oleh para Rasul. Dengan sifat ini, Gereja mau menegaskan adanya kesadaran bahwa Gereja "dibangun atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru" (Ef. 2:20).  Gereja Katolik mengutamakan hubungan historis atau turun temurun antara para rasul dan pengganti mereka, yakni para uskup. Dengan begitu, Gereja Katolik tidak hanya berlandaskan pada Kitab Suci saja, melainkan juga kepada Tradisi Suci dan Magisterium Gereja

Dengan demikian, setiap sifat-sifat Gereja memiliki esensi masing-masing namun terikat satu dengan lainnya. Sifat Gereja menjadi salah satu ciri khas dalam agama Katolik. Sifat-sifat Gereja ini tetap konsisten dipertahankan oleh Gereja Katolik sebagai fondasi mereka.

Pax et Bonum




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline