Lihat ke Halaman Asli

PATRISIA SELVIJELMAN

Shellvy jellman

Hidupku

Diperbarui: 1 April 2022   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gerimis mengikis terik mengundang basah
Dingin tak mau kalah seolah ingin merebut perhatian
Dalam rintik berderai menghantar kecewa
Namun ini tak lama

Ternyata masih bisa ku sematkan padi di tanah
Mentari menyambar muntahkan jutaan bara merebah
Jatuh dalam butir-butir yang menengadah
Tumbuh dalam genangan yang tak akan rebah
Hijaunya mengukirkan padangan indah
Sampai-sampai tak dapat kubahasakan dalam pepatah

Ayah,
Inikah proses yang merenggut kulit bagusmu
Inikah langkah yang menggoreskan luka di kakimu
Inilah jalan yang menghantar kau pada kesakitan nan datang buru-buru

Pantas saja kulitmu makin cokelat dan keriput
Makin kurus dan terlihat tak sehat
Pantas saja suara mu melemah seiring waktu berlalu

Kini setengah jalan telah kau lalui
Tak seberapa lama kau kan tersenyum memanen padi-padimu yang gemuk
Akan nanti kita menyerbu samapi kenyang dan mengantuk
Lalu berbaring bahagia tanpa suntuk
Dalam ruang penuh kasih, di gubuk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline