Lihat ke Halaman Asli

Geliat Bisnis Makam Elit, Ada Diskon Spesial bagi Pasangan

Diperbarui: 20 Desember 2020   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompleks pemakaman tak lagi bersuasana menyeramkan. (foto: pinterest,grafis: Patrick Sorongan)

       BISNIS pemakaman  elit (memorial park) di Indonesia semakin menggeliat sejak dirintis Lippo Group di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, awal dekade 2000-an. 'Pemain-pemain' baru bermunculan, lengkap dengan jargon (tagline) yang kalimatnya 'ngeri-ngeri sedap'.

       Bagian pemasaran salah satu memorial park misalnya, menulis dalam brosur promonya: 'cukup sekali bayar, tanpa biaya tahun dan gratis perawatan selamanya'! Ada pula tagline promo yang juga 'ngeri-ngeri waw, gitu': 'Jangan lewatkan diskon besar untuk pasangan; kematian adalah salah satu hal yang pasti, mengapa kita tidak mempersiapkannya seawal mungkin', atau 'persembahkan untuk keluarga tercinta yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan budget (anggaran) keluarga'.

       "O Mama," pekik setengah tertahan Yacobus Sarimole, warga Kota Ambon, saat membaca brosur penawaran dari salah satu pemakaman elit di Indonesia. Nyong Ambon ini datang ke Jakarta untuk melayat jenazah kerabatnya, seorang pengusaha yang meninggal dunia di sebuah rumah sakit kawasan Semanggi, Jakarta Selatan.

       Di meja  pembayaran rumah sakit, Jacobus mendampingi anggota keluarganya yang sedang berkonsultasi dengan seorang petugas perwakilan memorial park itu. Tersedia brosur-brosur yang memuat berbagai tipe makam, dari singel, dobel, atau keluarga.

       "Aduh, aduh,  promosinya segala ya Mbak?" tanya Jacob dengan wajah tak percaya, melihat tabel harga per tipe makam, " Kalau di Ambon, sudah cukup beta kalo mati dikubur di Baru. Tempatnya masih bersih, baru lagi," lanjutnya menyebut nama Tempat Pemakaman Umum (TPU) Baru, dekat rumahnya di perbatasan Desa Hunuth dan Negeri Hitu, Kabupaten Maluku Tengah.  

       Tak banyak masyarakat di Indonesia yang tahu, bahwa memorial park mulai bermunculan di Indonesia. Prospeknya pun menjanjikan. Bahkan di San Diego Hill Memorial Park and Funeral Homes di  Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, tersedia  fasilitas restoran, kapel, masjid, kolam renang, tempat bermain anak, dan danau.

       Bisnis ini sangat potensial dalam meraup pasar. Kalangan umat Nasrani, etnis maupun suku tertentu, semisal Tionghoa, Minahasa atau Batak, keluarga yang mampu bakal membangun makam berukuran besar. Kerap dibangun kompleks makam keluarga dalam satu bangunan yang terawat rapih dan digembok. Ketika lahan pemakaman berkurang di banyak daerah, maka kalangan inilah sangat potensial disasar.

James Riady: Sedih Jadi Bahagia

       Menurut James Riady, perintis pemakaman supermewah mewah di Indonesia lewat San Diego Hills,  bisnis tersebut sangat menjanjikan. Ini dikaitkan dengan tren kehidupan masyarakat Indonesia yang terus meningkat. "Masyarakat kita terus berkembang, dan otomatis gaya hidup berubah. Dulu waktu Indonesia 10 tahun lalu, yang masyarakat kita inginkan, lain dibandingkan sekarang," katanya.

       Dewasa ini, menurut James, pemakaman tidak boleh hanya menjadi tempat yang sedih bagi pihak keluarga. Pemakaman perlu mempunyai fasilitas-fasilitas lain. Melihat tren ini, sebagaimana dilansir laman detik.com (18/5), James  mengaku akan terus melakukan ekspansi pembuatan makam mewah di kota-kota besar lainnya. "Saya kira banyak yang saat ini memikirkan ke sana (ekspansi di kota-kota besar)," tandasnya.

       Sederet  orang terkenal baik tokoh politik, pejabat, selebriti  berikut keluarganya. dimakamkan di San Diego Hills. Diantaranya, Michael Ruslim, Presiden Direktur Astra International;  William Suryajaya, Founder Astra; Sudwikatomo; Frans Seda; Wamen ESDM Widjajono Partowidagdo; mantan Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih; wartawan Arswendo Atmowiloto; Ashraf Sinclair, suami Bunga Citra Lestari; Hertadi, ayah Olga Lidya; Raymond Hartanto, adik Boy William; Ferry Wijaya, suami Ririn Ekawati; Oka Mahendra Putra, atau Arswendo Atmowiloto; pendiri ormas Laskar Merah Putih, Eddy Hartawan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline