Lihat ke Halaman Asli

Geladi Hominisasi UNPAR 2022

Diperbarui: 25 November 2022   17:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tanggal 20 November , saya mengikuti acara Geladi Hominisasi. Seminggu sebelum mengikuti hari acara Geladi Hominisasi kami diberikan Tugas Pra Hominisasi. Tugas tersebut terdiri dari dua poin . Poin pertama menyimak lagu "Indonesia Raya 3 Stanza" dan menurut saya syair pertama menarik, karena syair tersebut mengajak kita untuk bersatu dalam membangun Indonesia menjadi utuh. Syair ini menggambarkan sangat pentingnya persatuan dan kesatuan untuk membuat Indonesia menjadi hidup. Seperti Indonesia itu beragam mulai dari agama, suku, ras dan budaya dengan begitu kita harus menerapkan bhinneka Tunggal supaya kita dapat menjadi kesatuan yang utuh. Indonesia telah diperjuangan oleh para pahlawan , oleh karena itu kita sebagai warga negara Indonesia pun harus tetap menjaga dan merawat Indonesia.

Poin Tugas Pra Hominisasi ke dua saya mengambil film dokumenter yang berjudul “sebungkus kisah tradisi yang kian terlupa” yang membahas semakin terlupakan kue tradisional Nusantara yang tertandingi oleh kue modern dari budaya luar. Kebanyakan masyarakat zaman sekarang lebih bergengsi dalam memilah makanan. Zaman dulu setiap mengadakan acara kegiatan sosial menyajikan kue tradisional , namun semakin berkembangnya zaman memberi penyajian kue modern dan melupakan kue tradisional. Indonesia padahal mempunyai kuliner kue nusantara yang banyak, namun dengan kurangnya strategi pemasaran dan terkalahkan oleh gengsi membuat kue tradisional semakin terlupakan dan kurang dikenali masyarakat zaman sekarang.

Menurut saya , perkembangan dunia membuat kemodernan semakin meningkat sehingga mengakibatkan terlupakan kue tradisional. Hal tersebut membuat mengkhawatirkan budaya kita yang akan semakin luntur dalam tradisi kebudayaannya. Kemodernan membuat lupa akan tradisi-tradisi budaya . Anak muda zaman sekarang kebanyakan tidak mengenal jajanan tradisional seperti kue talam , kue cucur , clorot , wajik dan masih banyak lainnya. Hal ini disebabkan kue tradisional sudah mulai tidak diperkenalkan ke anak muda zaman sekarang. Kue tradisional pun sekarang sulit untuk ditemukan karena yang memproduksi semakin menipis. Kue tradisional saat ini tersaingi dengan kue modern yang berasal dari budaya luar. Dengan adanya kemodernan membuat masyarakat menimbulkan gengsi dalam memperkaya kuliner tradisional.Menurut saya , kita sebagai anak muda generasi penerus bangsa harus tetap mempertahankan kebudayaan Indonesia. Kita dapat memulai dengan memperdalam dan lebih mengenali berbagai budaya daerah di Indonesia. Setelah kita telah memperdalam mengenai kebudayaan ,kita juga bisa berbagi ilmu kita mengenai kebudayaan tradisional dan memperkenalkan kuliner tradisional melalui seminar. Kita pun dapat merayakan hari raya kebudayaan dengan melakukan kegiatan lomba yang bersangkutan dengan kebudayaan seperti lomba masak kuliner tradisional , membuat kemiripan baju tradisional , tarian kedaerahan dan sebagainya

Saat tepat tanggal 20 November 2022 , saya mengikuti acara Homininisasi yang diadakan mulai jam 07.45 sampai jam 13.00. Saya mendapat kelompok 14 yang  bertema “ Hari Anak Sedunia”. Kelompok saya terdiri dari berbagai jurusan , yang satu sama lain belum saling mengenal. Acara ini dibagi 4 sesi breakroom. Sesi pertama diperkenankan untuk saling mengenal satu dengan yang lain dalam kelompok masing-masing. Sesi kedua kami diperkenankan untuk membahas tema yang telah diberikan. Sesi ke tiga kami membuat presentasi dan diakhiri dengan tes presentasi. Sesi breakroom terakhir kami disatukan dalam beberapa kelompok untuk melakukan presentasi secara bergilir.

Dalam kegiatan geladi Hominisasi saya dapat mengevaluasi diri saya saat berpresentasi dalam tata cara bahasa dan bicaranya, berani mengeluarkan pendapat , kerja sama dan kekompakkan saat berkelompok dan bagaimana supaya para penonton dapat menarik dan tidak membosankan saat berpresentasi.

Acara geladi Hominisasi mengajarkan kita untuk menggunakan logika dan bahasa sebagai warga negara. Kita sebagai warga negara, perlu menggunakan logika dan bahasa kita dalam berpendapat. Dalam menggunakan logika dan bahasa, kita harus berpikir kritis , kita harus melihat kedepannya akan seperti apa , kita harus meriset terlebih dahulu , kita perlu mencari fakta-faktanya baru kita boleh beropini atau beragumen. Jika kita tidak menggunakan logika dan bahasa secara berpikir kritis maka nantinya kita dapat mudah percaya /menerima informasi-informasi palsu (hoax). Kita sebagai warga negara jangan mudah tertipu dengan hal-hal dunia yang penuh dengan berita hoax, kita dapat memilah dan mencari tahu lebih dahulu baru kita boleh menyebarkan dan beropini ke sekitar kita.

Saya mendapat banyak pembelajaran dalam kegiatan ini bahwa hidup harus ada apanya jangan ga ada apa-apanya , menjadi lebih paham cara public speaking yang baik, paham cara membuat para pendengar dapat menarik dan tidak membosankan saat berepesentasi , lebih mengembangkan kemampuan yang kita punya , bertanggung jawab dan berpikir kritis dengan menggunakan logika , pentingnya kekompakan , jangan menjadikan beban tapi ubah menjadi sebuah tantangan, jangan takut untuk berdebat dalam diskusi / jangan takut menyeluarkan pendapat yang kita miliki. Dari hasil yang saya dapat dari kegiatan Geladi Hominisasi ini, kedepannya saya akan menerapkan dalam perkuliahan saya karena ini sangat bemanfaat. Saya akan meningkatkan cara berpikir yang kritis , berani berpendapat , berani bertanggung jawab setelah memilih suatu keputusan, dan berani lebih percaya diri saat berbicara didepan umum.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline