Lihat ke Halaman Asli

Kebahagiaan Keluarga Bersifat Sementara Pada Film "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini"

Diperbarui: 22 November 2022   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adegan pada menit ke 115:15  menunjukkan hubungan keluarga yang terhubung kembali. Netlfix.com

"Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini" berawal dari novel karya Marchella FP yang berhasil diterbitkan pada tahun 2018. Novel tersebut pun menjadi best seller dan popularitas yang muncul setelah terbit tidak padam hingga sekarang. Maka dari itu, novel "Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini" diadaptasikan menjadi film di layar lebar yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko. Film tersebut menjadi film terlaris pada 2020 serta berhasil mencapai sekitar dua juta penonton.  

Berkisah tentang sebuah keluarga yang terlihat bahagia namun hanyalah bersifat sementara. Keluarga ini terdiri dari seseorang ayah, ibu, serta tiga anak yang bernama Angkasa, Aurora dan Awan. Kedua orang tua dari tiga anak tersebut hanya peduli dengan Awan yang merupakan anak bungsu. Aurora adalah anak kedua yang sangat bertalenta namun merasa kurang mendapat kasih sayang dan perhatian dari orang tua karena semua perhatian tertuju pada anak bungsu. Sedangkan, Angkasa harus melihat semua peristiwa-peristiwa tersebut tepat di depan matanya dan ia juga menjadi bahan tuduhan jika ada sesuatu yang terjadi pada Awan. 

Angkasa, Aurora, serta Awan pun beranjak dewasa. Mereka semua sudah memiliki pekerjaan dan hidup sendiri kecuali Awan. Semua keputusan dan jalan hidup Awan sudah ditentukan oleh ayahnya. Semakin dewasa, Awan pun sadar kalo yang dilakukannya ini salah dan memutuskan untuk berubah. Perubahan tersebut pada akhirnya menciptakan sebuah perkelahian antar anggota keluarga. Suatu ketika, Angkasa menyebutkan suatu rahasia akibat tekanan yang ia dapat, yang telah disimpan oleh kedua orang tuanya selama bertahun tahun.  Mereka pun membahas rahasia tersebut yaitu Awan sebenarnya memiliki saudara kembar namun yang satu tidak berhasil hidup, hanya Awan. Hal tersebut membuat kedua orang tua, terutama ayahnya, untuk sangat memperhatikan awan agar tidak terjadi apa-apa.

Setelah perkelahian, Angkasa dan Awan memutuskan untuk pergi dari rumah, sedangkan Aurora ingin menemani ibunya. Namun, ibunya ingin mengembalikan keluarga bahagia yang dulu, sehingga Aurora mencoba untuk membantu ibunya menyatukan keluarganya yang sudah pecah. Setelah mengakui kesalahan-kesalahan serta permintaan maaf, mereka pun menjadi keluarga yang benar-benar bahagia. Ayah dan Ibu sudah menerima bahwa salah satu anaknya tidak ada namun tetap menyimpan barang-barangnya dengan baik. Aurora pun memutuskan untuk pergi keluar negeri, tepatnya di  UK untuk melakukan hal yang selalu dicintai dalam bidang seni. Awan menjadi arsitektur, sedangkan Angkasa dapat mencintai dan hidup bersama dengan seorang yang ia cintai.

 Awan sebagai anak bungsu sejak kecil, semua hal sudah ditentukan, dibantu, dan disediakan oleh keluarga. Jika ada sesuatu yang terjadi padanya, maka kakaknya akan dituduh dan disalahkan karena tidak dapat menjaga adiknya. Ia pun mengira bahwa keluarganya ini sangatlah nyaman dan aman karena semua masalah yang ia miliki akan selalu dibantu. Namun, semua berubah pada saat bertemu dengan Kale yang merupakan manajer band kesukaan Awan. Kale membawa warna ke dunia Awan dan memberikan juga berbagai pengalaman hidup. Dalam perbincangan antara Awan dan Kale, Kale menceritakan mengenai hidupnya dimana ia tidak selalu berhasil. Kale memiliki cita-cita sebagai musisi, sehingga ia berusaha untuk kuliah di Jakarta. Akan tetapi, ketika sudah berhasil kuliah di Jakarta, justru berantakan. Cita-citanya menjadi musisi pun gagal, ia mencoba ikut band juga gagal. Pada akhirnya ia berhasil menjadi manajer band ARAH.

Setelah memiliki waktu obrolan dengan Kale, Awan pun sadar. Semakin dewasa Awan sadar bahwa apa yang terjadi pada Awan ini salah. Hal tersebut mengakibatkan Awan yang tidak pernah mengetahui rasanya untuk memilih suatu keputusan secara mandiri. Perkataan tersebut dapat dilihat pada menit ke 39:35, "Aku engga pernah merasa memilih. Jadi dari aku kecil tuh, setiap aku mau sesuatu, pasti selalu disediain. Selalu ada yang bantuin." dan "Tapi akhirnya aku sadar, hampir semua keputusanku dalam hidup tuh selalu dirundingkan bareng-bareng, Jadi kayak, aku engga pernah tau rasanya untuk memilih".

Melalui peran tokoh Awan, penonton yang merupakan anak bungsu dapat relate dikarenakan masih dalam proses pencarian jati diri serta lebih diperlakukan spesial dibandingkan saudara lainnya. Karakter Awan ini memberi contoh kepada penonton bahwa walaupun salah satu anak diperlakukan dengan lebih spesial, tidak berarti mereka akan selamanya hidup dengan nyaman. Hidup yang semuanya serba disediakan tidak selalu menguntungkan, juga terdapat banyak kerugian. Contohnya seperti tidak dapat belajar dari kesalahan dan tidak dapat menjelajahi dunia yang penuh pengalaman dengan bebas.

Aurora merupakan anak tengah dalam keluarganya yang memiliki bakat seni. Semua perhatian dan kasih sayang tertuju pada anak bungsu yang mengakibatkan Aurora mampu untuk mengembangkan hidupnya dengan mandiri sejak dini. Pada menit ke 14:50 ditunjukkan adegan dimana Aurora beserta Awan memiliki latihan berenang untuk sebuah kompetisi. Aurora mendapatkan ukuran waktu yang tercepat dibandingkan teman-temannya, termasuk adiknya. Ia memutuskan untuk memberi tahu ayahnya, namun ayahnya tampak lebih bahagia dengan pencapaian ukuran waktu berenang Awan. Peristiwa tersebut merupakan salah satu contoh dimana Aurora merasa bahwa semua perhatian direnggut oleh adiknya.

Karakter Aurora bukanlah seseorang yang akan selalu mengutarakan perasaannya. Dengan itu, ia lebih memilih untuk menyimpan semua goresan-goresan luka dalam hati yang diakibatkan oleh keluarganya sendiri. Melalui peran tokoh Aurora, penonton dapat mengambil sikap kemandirian serta ketabahan dalam menjaga relasi keluarga. Walaupun terkadang terdapat sikap iri terhadap adiknya, namun hal tersebut tidak mendorong Aurora untuk merusak hubungan diantara mereka. Bagaimanapun juga, mereka adalah kakak dan adik yang harus saling menjaga dan menyayangi. Setelah perkelahian keluarga, Aurora tetap berusaha untuk mengembalikan hubungan keluarga yang dekat dan saling menyayangi.

Secara keseluruhan, film "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini" memberikan pesan moral yang kuat. Cerita dalam film ini menunjukkan kegagalan dan keberhasilan, tantangan dan dukungan, serta kesedihan dan kebahagiaan yang muncul dalam kehidupan kekeluargaan. Sikap saling memaafkan serta cinta dari setiap anggota keluarga dapat membangun kembali hubungan yang telah rusak. Setiap tokoh dalam film ini, terutama Awan,  mengajarkan penonton untuk menghadapi segala permasalahan yang ada, seperti pada kalimat menjelang akhir film menit ke 123:46, "Kamu bisa lari kemanapun kamu mau, lari sejauh apapun itu, lari sekencang-kencangnya kamu mampu. Tapi masalahmu tidak akan pergi. Dia ada di sana. Di belakangmu. Sampai kamu berani berbalik dan hadapi. Doa ibu menemani hari ini hingga nanti. Nanti kita cerita tentang hari ini. Besok kita buat yang lebih baik". Maka dari itu, saya sangat merekomendasikan film ini karena sangat menggambarkan keluarga di dunia nyata bukan sekedar film.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline