Identitas Novel
Judul: Tuan Direktur
Pengarang: Prof. Dr. Hamka
Penerbit: Gema Insani
Tahun terbit : 1939
Dimensi buku: 18.3cm x 12.3cm (138 halaman)
Harga: Rp 35.000
Jazuli, pengusaha kaya raya yang datang dari Banjarmasin ke Surabaya dengan kantong kosong dan hanya bermodalkan keyakinan dapat membuktikan keberhasilannya dalam membangun kedai emas dan intan yang besar.
Keberhasilannya dalam membangun usaha membuat Jazuli lupa akan sahabat-sahabat lamanya yang menjadi teman saat ia masih susah dulu.
Ia sekarang berubah menjadi orang yang serakah akan kekayaan duniawi, apapun dilakukannya untuk mendapatkan sesuatau yang ia mau. Kini ia lebih memilih untuk berteman dengan Margono serta Haji Salmin, si penjilat bermuka dua yang selalu punya rencana buruk di balik setiap perbuatannya.
Begitu pula dengan Kadri, bawahan kepercayaannya yang sering menghasut Jazuli dengan pengetahuan modern yang ia beri nama ilmu spiritisme.
Disisi lain, berbeda dengan Margono dan Haji Salmin, Fauzi adalah pemuda yang gigih terhadap pekerjaannya. Fauzi dapat menarik hati jutawan Tionghoa dan orang-orang kaya Belanda untuk membeli berlian di kedai emas milik Tuan Direktur.
Berkat kehadiran Fauzi, kedai emas milik Tuan Direktur selalu ramai didatangi oleh saudagar dan bangsawan asing. Tapi, atas hasutan dari Kadri, Jazuli memecat Fauzi karena percaya atas nasehat teman gaib dari Kadri yang mengatakan bahwa Fauzi telah membuat kemunduran bagi usaha barunya itu.
Setelah berhenti menjadi anak buah dari Jazuli, ia dipertemukan dengan Pak Yasin, seorang pemilik tanah yang tanahnya ingin dibeli secara paksa oleh Jazuli.
Pak Yasin merupakan orang yang sederhana dan rajin memberi nasehat kepada pedagang-pedagang yang menyewa tanahnya. Setelah banyak mendengarkan nasihat dari Pak Yasin, Fauzi memutuskan untuk memiliki usaha sendiri, dan ia menjadi pengusaha yang sukses dalam bidang perlengkapan rumah tangga.
Namun melihat kesuksesan Fauzi, Kadri memiliki niatan jahat untuk menjebak Fauzi yang saat itu sedang mengadakan perkumpulan di rumah Pak Yasin.
Ia melaporkan kepada pihak kepolisian, bahwa disana sering terjadi perkumpulan rahasia. Kebetulan sekali saat polisi sampai di rumah Pak Yasin, di saat itu pula Jazuli juga sedang bertamu. Mereka semua pun akhirnya dibawa ke kantor polisi untuk ditahan sebelum akhirnya persidangan dimulai.