Lihat ke Halaman Asli

Patricia Paulina Anggita

Mahasiswa/PGSD/Universitas Negeri Malang

Pentingnya Literasi Baca-Tulis di Sekolah Dasar

Diperbarui: 6 November 2023   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini literasi menjadi hal yang perlu dikuasai segala jenjang, mulai dari TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, hingga dalam kehidupan bermasyarakat, literasi sangat diperlukan. Tentunya budaya literasi ini memerlukan pembiasaan sejak dini agar seseorang menjadi terbiasa dan gemar berliterasi. Salah satu literasi yang tentu sangat penting dibiasakan kepada anak Sekolah Dasar ialah literasi baca-tulis. Pembiasaan literasi baca-tulis diperlukan bagi anak Sekolah Dasar untuk melatih daya berpikir kritis mereka guna menunjang kemampuan mereka.

Pengertian Literasi Baca-Tulis 

Literasi baca-tulis bisa disebut sebagai moyang dari segala jenis literasi, karena memiliki sejarah yang cukup panjang. Awalnya literasi baca-tulis sering dipahami sebagai melek aksara, dalam arti tidak buta huruf. Kemudian melek aksara dipahami sebagai pemahaman atas informasi yang tertuang dalam media tulis. Hal ini yang kemudian mengidentikkan dengan aktivitas membaca dan menulis.

Akan tetapi literasi baca-tulis juga dapat dimaknai sebagai kemampuan dalam berkomunikasi di masyarakat. Jadi, literasi baca-tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menganggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan. Dengan kemampuan literasi baca-tulis yang memadai, kita tidak mudah terombang-ambing oleh berbagai informasi yang beraneka ragam. 

Pentingnya Menerapkan Literasi Baca-Tulis di SD

Literasi baca-tulis sangatlah penting untuk diajarkan sejak di bangku sekolah dasar. Membaca dan menulis merupakan dua hal yang paling awal dikenal dalam sejarah peradaban manusia. Masyarakat dahulu berkomunikasi menggunakan simbol-simbol dan gambar yang diukir di batu, kayu, dinding gua, dan media lainnya, kemudian semakin berkembangnya jaman huruf-huruf pun mulai dikenal. Saat di TK peserta didik sudah mulai dikenalkan dengan huruf sebelum kemudian diajarkan untuk membaca dan menulis. Pengenalan dini terhadap huruf ini tentu sangatlah penting sebagai penunjang kemampuan baca-tulis bagi peserta didik.

Pembiasaan literasi baca-tulis di lingkungan sekolah dasar tentu bukan menjadi tanggungan siswa saja, melainkan guru juga memiliki peran di dalamnya. Bagaimana peserta didik akan terbiasa membaca dan menulis ditentukan oleh bagaimana guru mengenalkan literasi baca-tulis pada mereka. Karena efek dari tidak berkembangnya kemampuan literasi baca-tulis di sekolah dasar dengan optimal ini, tentunya akan merugikan bagi peserta didik sendiri. Sebagai contoh, di karenakan Deka tidak mengembangkan kemampuan baca-tulisnya dengan optimal dan gurunya juga kurang memedulikan bagaimana kemampuan literasi berkembang di sekolahnya, maka di masa depan Deka dapat berpotensi sering termakan berita bohong karena malas mengkritisi kabar yang dia dapatkan karena dia menerima saja dan menganggap berita itu sungguh benar terjadi.

Upaya Yang Dapat Dilakukan untuk Membiasakan Literasi Baca-Tulis di SD

Untuk membiasakan literasi baca-tulis di SD tentu terdapat beberapa cara, beberapa diantaranya sebagai berikut.

1. Menghadirkan suasana perpustakaan sekolah yang menyenangkan dan menarik bagi peserta didik. Peserta didik tentu akan menggemari sesuatu dengan nuansa yang menyenangkan bagi mereka, dengan menghadirkan suasana perpustakaan yang menyenangkan tentu akan membuat mereka merasa betah dan nyaman untuk berada di perpustakaan dan mulai membaca buku yang tersedia.

2. Pembiasaan dan pendekatan yang baik oleh guru. Guru tentu memiliki peranan yang cukup penting dalam upaya pembiasaan literasi di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, guru dapat berupaya mengenalkan budaya membaca dan menulis dengan membacakan cerita, mengadakan kelompok membaca, atau membahas buku bersama untuk merangsang minat membaca peserta didik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline